Kamis, 15 Maret 2012

Tujuan Hidup

Pembaca Manajemen Emosi, postingan sebelumnya saya pernah memostingkan tentang Wanita Yang Patut Anda Jauhi. Yang didalamnya memberikan gambaran seputar hubungan dengan pasangan secara singkat. Kali ini saya akan membahas tentang "Misi Khusus Titipan Tuhan". Ulasan ini tentunya untuk menjawab pertanyaan "Untuk apa saya hidup,hendak kemana saya,dan siapa saya". Mudah-mudahan postingan ini bisa mencerahkan anda. Selamat menikmati hidangan hangat dari Manajemen Emosi kali ini. 

Suatu ketika Alfred Nobel sakit keras dalam jangka waktu yang cukup lama. Setelah lama tak terdengar kabarnya suatu pagi sebuah surat kabar menyampaikan berita yang cukup mengejutkan : "Alfred Nobel, Si penemu Dinamit Meninggal Dunia". Berita ini tentu saja mengejutkan, terutama bagi Nobel sendiri yang sebenarnya saat itu masih hidup. Tapi terlepas dari keterkejutannya, Nobel menemukan sesuatu yang sangat mencerahkan. "Ternyata jika aku meninggal, aku akan dikenang sebagai penemu dinamit. Dinamit adalah sesuatu yang menghancurkan. Aku tak ingin dikenang sebagai penemu dinamit," ujar Nobel.

Untunglah Nobel masih punya waktu untuk memperbaiki hidupnya.Ia justru ingin dikenang sebagai orang yang membawa perdamaian bukannya yang menciptakan peperangan. Peristiwa ini membantu Nobel untuk menyusun misi hidupnya. Ia kini dikenang sebagai pembawa perdamaian dengan hadiah Nobelnya.

Seperti apakah anda ingin dikenang ketika anda meninggal dunia ini? Pertanyaan ini sangat penting untuk kita jawab. Dengan menjawab pertanyaan ini kita bukan hanya akan menemukan hal-hal yang penting dalam hidup kita, tetapi hal-hal yang paling penting dan paling berharga. Dan ketika anda mengetahui hal ini, mata kita akan terbuka lebar. Kita akan lebih memahami hidup ini dan tak akan terganggu oleh hal-hal kecil yang sebenarnya hanya merupakan pernah-pernik dalam kehidupan ini.

Namun pengalaman saya selama ini membuktikan bahwa masih banyak orang yang tidak memikirkan mengenai hidup mereka sendiri.Banyak orang yang menjalani hidupnya seperti air mengalir, padahal air senantiasa mengalir dari tempat yang tempat yang lebih rendah, bukan yang lebih tinggi. Dengan menjalani hidup seperti ini air mengalir kita akan sangat bergantung pada lingkungan kita, orang-orang disekitar kita, serta stimulus yang kita alami sehari-hari yang sangat mungkin membelokkan kita dari hal-hal yang sebenarnya sangat penting tersebut.

Oleh karena itu, hal terpenting dalam hidup ini adalah menemukan apa yang terpenting dan menjalankan apa yang terpenting.

Hidup adalah sebuah misi yang harus kita
 pertanggungjawabkan.
Tuhan tidaklah menciptakan kita sekedar untuk memenuhi dunia ini.
Tuhan pasti menciptakan kita dengan sebuah maksud.
Ada sebuah misi Tuhan yang dititipkannya kepada kita.
Namun Tuhan tidak secara eksplisit menyatakan apa yang Ia inginkan dari kita masing-masing.
Kitalah yang harus mencarinya dengan cara mengeksploitasi dan mengenali diri kita masing-masing.

Secara umum,kita memiliki misi yang sama didunia ini, yaitu mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tapi, ini barulah gambaran besarnya. Persoalan yang harus kita jawab adalah bagaimana cara mengabdinya. Inilah yang akan membedakan orang yang satu dengan orang yang lainnya.

Seorang pengarang, Mariane Williamson mengemukakan hal ini dengan kata-kata yang sangat menarik,"The purpose of our lives is to give birth to the best which is within us." Tujuan kita hidup adalah untuk melahirkan apa-apa yang terbaik yang ada didalam diri kita. 

Inilah sebenarnya tujuan Tuhan menciptakan kita semua. Saya yakin, tidak ada orang yang diciptakan Tuhan tanpa dapat menjadi berkah dan pelajaran bagi manusia lain. Namun banyak orang yang tidak berusaha menemukan kekhasan dan keunikan mereka masing-masing. Mereka cukup puas dengan apa yang dikatakan orang-orang seperti ini tidak pernah merasakan arti hidup yang sesungguhnya sampai mereka meninggal dunia.

Hal ini sama seperti cerita tentang seekor elang yang sejak kecil dibesarkan oleh ayam dan hidup di lingkungan ayam. Suatu ketika ia menyaksikan burung elang yang terbang dengan gagahnya di angkasa. Ia pun bergumam, "Alangkah hebatnya. Aku ingin seperti mereka." Namun apa yang dikatakan para ayam yang mendengarkan gumaman si elang kecil? mereka bilang,"Jangan mimpi. Kita cuma seekor ayam." lebih parahnya lagi, si elang kecil dengan serta merta percaya pada apa yang dikatakan ayam-ayam di sekitarnya. Ia tidak berusaha mengeksplorasi potensi terdalam yang ada pada dirinya. Ia telah gagal memahami alasannya diturunkan ke dunia ini. Ia pun hidup dan kemudian mati sebagai anak ayam.

Sepintas lalu, manusia kelihatan sama. Padahal ia diciptakan Tuhan dengan potensi yang berbeda-beda dan sungguh beragam. Mengambil analogi dari hewan bisa membuka pikiran kita akan maksud sebenarnya Tuhan menciptakan kita.

Seekor elang diciptakan dengan maksud berbeda dengan ketika Tuhan menciptakan seekor ayam.
Seekor kuda diciptakan dengan maksud yang berbeda dengan ketika Tuhan menciptakan keledai,kambing atau sapi.
Seekor kucing diciptakan dengan maksud yang berbeda dengan ketika Tuhan menciptakan anjing,harimau,singa dan lainnya.
Semuanya memiliki fungsi dan keunikan masing-masing yang sungguh berbeda dibandingkan dengan hewan yang lain.

Demikian pula dengan manusia. Setiap kita diutus Tuhan dengan MISI YANG BERBEDA-BEDA. Oleh karena itu, tugas utama setiap orang adalah menemukan misi khusus yang dititipkan Tuhan kepadanya.

Ada satu alasan khusus untuk kita dan bukan orang lain mengenai mengapa kita dilahirkan ke dunia ini.

Bagaimana cara mengetahui alasan tersebut? Cobalah ambil waktu sejenak diakhir pekan ini dan tanyakan kepada diri anda sendiri beberapa pertanyaan penting berikut ini :
1. Kalau suatu ketika anda meninggal dunia, anda ingin dikenang sebagai apa?
2. Apakah keunikan anda yang membuat anda berbeda dengan orang lain ?
3. Apa kesukaan, minat dan bakat anda?
4. Apa yang ingin anda lakukan dengan sisa hidup anda?
5. Kontribusi apa yang ingin anda sumbangkan pada dunia?

Begitu anda menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut,anda akan melihat dunia dengan dengan cara berbeda. Hidup anda bukan lagi sekedar sebuah rutinitas. Hidup anda telah menjadi sebuah Misi. Dan ketika sakaratul maut datang menjemput, anda tersenyum sambil berkata," Ya Tuhan aku telah menjalankan misi yang kau berikan dengan sebaik-baiknya. Tak ada lagi potensi yang kau berikan padaku sekecip apapun yang belum ku manfaatkan.

Sumber: http://manajemenemosi.blogspot.com/2011/02/misi-khusus-titipan-tuhan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar