Pembaca Manajemen Emosi, postingan sebelumnya saya pernah memostingkan tentang Wanita Yang Patut Anda Jauhi. Yang didalamnya memberikan gambaran seputar hubungan dengan pasangan secara singkat. Kali ini saya akan membahas tentang "Misi Khusus Titipan Tuhan".
Ulasan ini tentunya untuk menjawab pertanyaan "Untuk apa saya
hidup,hendak kemana saya,dan siapa saya". Mudah-mudahan postingan ini
bisa mencerahkan anda. Selamat menikmati hidangan hangat dari Manajemen Emosi kali ini.
Suatu
ketika Alfred Nobel sakit keras dalam jangka waktu yang cukup lama.
Setelah lama tak terdengar kabarnya suatu pagi sebuah surat kabar
menyampaikan berita yang cukup mengejutkan : "Alfred Nobel, Si penemu Dinamit Meninggal Dunia".
Berita ini tentu saja mengejutkan, terutama bagi Nobel sendiri yang
sebenarnya saat itu masih hidup. Tapi terlepas dari keterkejutannya,
Nobel menemukan sesuatu yang sangat mencerahkan. "Ternyata jika
aku meninggal, aku akan dikenang sebagai penemu dinamit. Dinamit adalah
sesuatu yang menghancurkan. Aku tak ingin dikenang sebagai penemu
dinamit," ujar Nobel.
Untunglah
Nobel masih punya waktu untuk memperbaiki hidupnya.Ia justru ingin
dikenang sebagai orang yang membawa perdamaian bukannya yang menciptakan
peperangan. Peristiwa ini membantu Nobel untuk menyusun misi hidupnya.
Ia kini dikenang sebagai pembawa perdamaian dengan hadiah Nobelnya.
Seperti
apakah anda ingin dikenang ketika anda meninggal dunia ini? Pertanyaan
ini sangat penting untuk kita jawab. Dengan menjawab pertanyaan ini kita
bukan hanya akan menemukan hal-hal yang penting dalam hidup kita,
tetapi hal-hal yang paling penting dan paling berharga. Dan ketika anda
mengetahui hal ini, mata kita akan terbuka lebar. Kita akan lebih
memahami hidup ini dan tak akan terganggu oleh hal-hal kecil yang
sebenarnya hanya merupakan pernah-pernik dalam kehidupan ini.
Namun
pengalaman saya selama ini membuktikan bahwa masih banyak orang yang
tidak memikirkan mengenai hidup mereka sendiri.Banyak orang yang
menjalani hidupnya seperti air mengalir, padahal air senantiasa mengalir
dari tempat yang tempat yang lebih rendah, bukan yang lebih tinggi.
Dengan menjalani hidup seperti ini air mengalir kita akan sangat
bergantung pada lingkungan kita, orang-orang disekitar kita, serta
stimulus yang kita alami sehari-hari yang sangat mungkin membelokkan
kita dari hal-hal yang sebenarnya sangat penting tersebut.
Oleh karena itu, hal terpenting dalam hidup ini adalah menemukan apa yang terpenting dan menjalankan apa yang terpenting.
Hidup adalah sebuah misi yang harus kita
pertanggungjawabkan.
Tuhan tidaklah menciptakan kita sekedar untuk memenuhi dunia ini.
Tuhan pasti menciptakan kita dengan sebuah maksud.
Ada sebuah misi Tuhan yang dititipkannya kepada kita.
Namun Tuhan tidak secara eksplisit menyatakan apa yang Ia inginkan dari kita masing-masing.
Kitalah yang harus mencarinya dengan cara mengeksploitasi dan mengenali diri kita masing-masing.
Secara
umum,kita memiliki misi yang sama didunia ini, yaitu mengabdi kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Tapi, ini barulah gambaran besarnya. Persoalan yang
harus kita jawab adalah bagaimana cara mengabdinya. Inilah yang akan
membedakan orang yang satu dengan orang yang lainnya.
Seorang
pengarang, Mariane Williamson mengemukakan hal ini dengan kata-kata
yang sangat menarik,"The purpose of our lives is to give birth to the
best which is within us." Tujuan kita hidup adalah untuk melahirkan
apa-apa yang terbaik yang ada didalam diri kita.
Inilah
sebenarnya tujuan Tuhan menciptakan kita semua. Saya yakin, tidak ada
orang yang diciptakan Tuhan tanpa dapat menjadi berkah dan pelajaran
bagi manusia lain. Namun banyak orang yang tidak berusaha menemukan
kekhasan dan keunikan mereka masing-masing. Mereka cukup puas dengan apa
yang dikatakan orang-orang seperti ini tidak pernah merasakan arti
hidup yang sesungguhnya sampai mereka meninggal dunia.
Hal
ini sama seperti cerita tentang seekor elang yang sejak kecil
dibesarkan oleh ayam dan hidup di lingkungan ayam. Suatu ketika ia
menyaksikan burung elang yang terbang dengan gagahnya di angkasa. Ia pun
bergumam, "Alangkah hebatnya. Aku ingin seperti mereka." Namun apa yang
dikatakan para ayam yang mendengarkan gumaman si elang kecil? mereka
bilang,"Jangan mimpi. Kita cuma seekor ayam." lebih parahnya lagi, si
elang kecil dengan serta merta percaya pada apa yang dikatakan ayam-ayam
di sekitarnya. Ia tidak berusaha mengeksplorasi potensi terdalam yang
ada pada dirinya. Ia telah gagal memahami alasannya diturunkan ke dunia
ini. Ia pun hidup dan kemudian mati sebagai anak ayam.
Sepintas
lalu, manusia kelihatan sama. Padahal ia diciptakan Tuhan dengan
potensi yang berbeda-beda dan sungguh beragam. Mengambil analogi dari
hewan bisa membuka pikiran kita akan maksud sebenarnya Tuhan menciptakan
kita.
Seekor elang diciptakan dengan maksud berbeda dengan ketika Tuhan menciptakan seekor ayam.
Seekor kuda diciptakan dengan maksud yang berbeda dengan ketika Tuhan menciptakan keledai,kambing atau sapi.
Seekor kucing diciptakan dengan maksud yang berbeda dengan ketika Tuhan menciptakan anjing,harimau,singa dan lainnya.
Semuanya memiliki fungsi dan keunikan masing-masing yang sungguh berbeda dibandingkan dengan hewan yang lain.
Demikian
pula dengan manusia. Setiap kita diutus Tuhan dengan MISI YANG
BERBEDA-BEDA. Oleh karena itu, tugas utama setiap orang adalah menemukan
misi khusus yang dititipkan Tuhan kepadanya.
Ada satu alasan khusus untuk kita dan bukan orang lain mengenai mengapa kita dilahirkan ke dunia ini.
Bagaimana
cara mengetahui alasan tersebut? Cobalah ambil waktu sejenak diakhir
pekan ini dan tanyakan kepada diri anda sendiri beberapa pertanyaan
penting berikut ini :
1. Kalau suatu ketika anda meninggal dunia, anda ingin dikenang sebagai apa?
2. Apakah keunikan anda yang membuat anda berbeda dengan orang lain ?
3. Apa kesukaan, minat dan bakat anda?
4. Apa yang ingin anda lakukan dengan sisa hidup anda?
5. Kontribusi apa yang ingin anda sumbangkan pada dunia?
Begitu
anda menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut,anda akan melihat dunia
dengan dengan cara berbeda. Hidup anda bukan lagi sekedar sebuah
rutinitas. Hidup anda telah menjadi sebuah Misi. Dan ketika sakaratul
maut datang menjemput, anda tersenyum sambil berkata,"
Ya Tuhan aku telah menjalankan misi yang kau berikan dengan
sebaik-baiknya. Tak ada lagi potensi yang kau berikan padaku sekecip
apapun yang belum ku manfaatkan.
Sumber: http://manajemenemosi.blogspot.com/2011/02/misi-khusus-titipan-tuhan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar