Kamis, 22 Desember 2011

PENGARUH KONSENTRASI RAGI DAN LAMA FERMENTASI TERHADAP KADAR ALKOHOL HASIL FERMENTASI BUAH NANAS (Ananas comosus)

SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna mencapai derajat Sarjana S-1
Pendidikan Biologi

Disusun Oleh,
MURNI
A 420 060 110

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2010




BAB I


PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Tanaman nanas (Ananas comosus) berasal dari Amerika Selatan. Daerah yang sesuai untuk nanas adalah lokasi yang cukup mendapat sinar matahari sampai ketinggian 500 m dari permukaan laut. Daunnya berbentuk taji, tepi berduri, di dalamnya terdapat serat yang banyak sekali untuk tali atau bahan kain. Buahnya bulat panjang dan dagingnya berwarna kuning muda.


Produksi nanas di Indonesia saat ini mencapai 40 sampai 50 ton, dan sejak tahun 2003 produksi buah tersebut mengalami peningkatan rata-rata 5,89% pertahun (Anonim, 2009), tapi selama ini masyarakat Indonesia hanya memanfaatkan nanas untuk buah, jus, dodol, manisan, sirup dan selai. Dengan adanya kemajuan di bidang bioteknologi menggerakkan masyarakat memanfaatkan nanas menjadi produk baru dan beberapa hasil olahan yang bermutu.


Berdasarkan analisis kandungan gizi, nanas mengandung karbohidrat 16,00 gram, dan protein 0,40 gram tiap 100 gram (Padmawati, 2010). Oleh karena itu nanas dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bahan kimia, yaitu alkohol melalui proses fermentasi.


Pengolahan pangan dengan cara fermentasi merupakan jenis pengolahan pangan yang sangat populer dan secara tradisional banyak dilakukan di tingkat rumah tangga. Pada dasarnya semua bahan pangan yang mengandung karbohidrat dapat diolah menjadi alkohol. Alkohol merupakan sumber energi cair yang didapat dari hasil fermentasi bahan baku yang diberi ragi sebagai sumber energi mikroba (Tarigan, 1989).
Salah satu produk fermentasi yang menghasilkan alkohol dan gula adalah tape. Sebagai hasil proses fermentasi, dalam pembuatannya menggunakan ragi sebagai sumber mikrobanya. Di dalam ragi, terdapat 3 golongan mikroba yaitu: jamur, bakteri dan yeast. Ragi merupakan campuran populasi yang terdiri atas spesies-spesies dari genus Aspergillus, Saccharomyces, Candida dan Hansenulla serta Acetobacter (Tarigan, 1988).


Ragi atau fermen merupakan zat yang menyebabkan fermentasi. Ragi biasanya mengandung mikroorganisme yang melakukan fermentasi dan media biakan bagi mikroorganisme tersebut. Media biakan ini dapat berbentuk butiran-butiran kecil atau cairan nutrien. Ragi umumnya digunakan dalam industri makanan untuk membuat makanan dan minuman hasil fermentasi seperti acar, tempe, tape, roti, dan bir. Mikroorganisme yang digunakan di dalam ragi umumnya terdiri atas berbagai bakteri dan fungi (khamir dan kapang), yaitu Rhizopus, Aspergillus, Mucor, Amylomyces, Endomycopsis, Saccharomyces, Hansenula anomala,, Lactobacillus, Acetobacter, dan sebagainya (Anonim, 2009).


Tinggi rendahnya kadar alkohol ditentukan oleh aktifitas khamir dengan substrat gula yang terfermentasi. Menurut Fessenden dan Fessenden (1997), dari satu molekul glukosa akan terbentuk 2 molekul alkohol dan karbodioksida. Namun konsentrasi glukosa yang terlalu tinggi akan menghambat pembentukan alkohol sebab glukosa dengan kadar yang tinggi menyebabkan pertumbuhan khamir terhambat sehingga kadar alkohol yang dihasilkan sedikit.


Menurut hasil penelitian Ariani (2007), setelah dilakukan pengujian terhadap kadar alkohol pada hasil pemeraman biji nangka menunjukkan bahwa kadar alkohol terendah adalah 3,55% dengan waktu fermentasi 2 hari dan konsentrasi ragi 1 g/0,5 kg, sedangkan kadar alkohol tertinggi adalah 14,17% dengan waktu pemeraman 4 hari dan konsentrasi ragi 3 g/0,5 kg. Tinggi rendahnya kadar alkohol dipengaruhi oleh lama pemeraman dan konsentrasi ragi.


Menurut hasil penelitian Hartono (2004), ubi kayu dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam proses fermentasi bioetanol, karena mengandung karbohidrat sebesar 36, 89 gram dan dihasilkan alkohol sebesar 4,22 %. Bahan makanan dengan kandungan karbohidrat yang banyak, maka akan menghasilkan alkohol atau etanol yang banyak juga.


Dengan melihat kenyataan tersebut peneliti mencoba memberikan berbagai macam konsentrasi ragi dan lama waktu fermentasi pada proses fementasi untuk mengetahui berapa besar pengaruhnya terhadap kadar alkohol hasil fermentasi, ekstrak nanas dengan penelitian berjudul “Pengaruh konsentrasi ragi dan lama fermentasi terhadap kadar alkohol hasil fermentasi buah nanas (Ananas comosus)”.


B. Pembatasan Masalah
Agar pokok masalah tidak berkembang dan mudah untuk di pahami, maka penulis membatasi masalah sebagai berikut :
1. Subyek penelitian adalah waktu fermentasi dan dosis ragi serta ekstrak buah nanas.
2. Objek penelitian adalah kadar alkohol pada fermentasi ekstrak buah nanas.
3. Parameter penelitian adalah pengukuran kadar alkohol pada fermentasi ekstrak buah nanas.


C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang dan pembatasan masalah yang telah diuraikan tersebut diatas, maka dapat diambil suatu rumusan masalah yaitu:
1. Apakah waktu fermentasi dan dosis ragi berpengaruh terhadap kadar alkohol pada fermentasi ekstrak buah nanas?
2. Berapakah kadar alkohol optimum pada waktu fermentasi dan dosis ragi pada ekstrak buah nanas?


D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh waktu fermentasi dan dosis ragi terhadap kadar alkohol.
2. Untuk mengetahui perbandingan waktu fermentasi dan dosis ragi yang paling efektif untuk memperoleh kadar alkohol yang optimum.


E. Manfaat penelitian
1. Menambah khasanah keilmuan, pengetahuan dan pengalaman penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
2. Memberikan informasi bahwa nanas dapat di jadikan sebagai bahan baku alternatif dalam industri fermentasi alkohol.
3. Memberikan nilai lebih terhadap nanas.


Sumber: http://etd.eprints.ums.ac.id/8580/1/A420060110.pdf

Selasa, 13 Desember 2011

IMROAH

Busana yang kukenakan saat ini adalah produk impor dari luar negeri, aku membelinya di mall terbesar kota ini, kaos ketat tanpa lengan menampakkan tonjolan payudaraku yang menantang, dan rok span mini menjadikanku tampak seksi seperti selebriti di televisi. -Ah, bukankah tak lama lagi aku akan masuk TV?.
Masih jam delapan lewat lima, belum saatnya menebus dosa.

Pagi yang cerah, sepagi ini sengatan matahari sudah seperti api –panas sekali-. Aku menunggu seseorang di lobby hotel, duduk di sofa empuk yang dilapisi bulu-bulu domba yang konon katanya dari padang sahara –sofa terempuk yang pernah kududuki-, di sampingku kulihat beberapa laki-laki setengah baya melirik nakal kearahku, aku mengerlingkan mataku untuk membalas kedipan mata nakal mereka.

Sudah setengah Sembilan, tak seperti yang telah dijanjikan, orang yang kutunggu belum juga datang, aku menggerutu, tak enak sekali rasanya menunggu seseorang di lobby hotel dengan pakaian terbuka seperti ini, aku tak terbiasa, tapi mau bagaimana lagi? Hanya inilah caraku menebus dosa. Kalian pasti tak percaya, ini baru pertama kalinya aku masuk hotel, dan ini juga pertama kalianya aku memakai pakaian serba mini di tempat umum, you can see istilah kerennya, dan kalian akan tidak percaya lagi jika kukatakan bahwa dulu aku bercadar, karena sebenarnya statusku saat ini masih santriwati di sebuah pondok pesantren putri, aku tahu, kalian pasti akan berkata Naudzubillah atau Astaghfirullah dalam hati.

Namaku Imroah, aku datang ke hotel ini untuk menebus dosa.

Bukannya aku tak tahu kalau membuka aurat didepan umum malah menambah dosa, tetapi aku yakin, inilah salah satu caraku untuk menghapus dosa-dosaku yang telah lalu. Oleh karena itu, kalian jangan salah paham dulu, diamlah dan dengarkan ceritaku.
Di dunia ini, aku yakin tak ada seorangpun yang ingin hidup menderita, semua orang pasti ingin hidup bahagia, begitupun aku. Kata orang, kehidupan bagaikan roda yang terus berputar, adakalanya kita berada diatas, dan adakalanya kita berada di bawah. Namun bagiku, hidup ini bagaikan gelombang-gelombang lautan yang membawa kesialan tanpa henti, hidupku penuh dengan penderitaan, roda kehidupanku tak pernah berputar, aku merasa tak pernah bahagia.

Hidupku adalah kutukan, bahkan kelahiranku ke dunia inipun sangat tidak diharapkan. Secara tak sengaja aku mengetahui asal-usulku ketika wisuda TK, saat itu usiaku meninggalkan balita (bawah lima tahun), bisikan ibu-ibu yang menghadiri prosesi wisuda lamat kudengar; “kasihan sekali Imroah, sudah lulus TK tapi ibunya belum bertobat menjadi pelacur”. Kurasakan dunia begitu gelap, aku langsung ingin menangis, tetapi aku tahan. Selama ini aku memang tak tahu siapa ibuku, aku tinggal di sebuah yayasan panti asuhan.

Jam delapan empat puluh lima, orang yang kutunggu masih belum datang.

Lobby hotel semakin ramai, kulihat bule-bule luar negeri berdatangan untuk check in di hotel ini, aku tersenyum, pakaian mereka tak jauh beda dengan pakaianku saat ini –sama-sama mini, sama-sama seksi. Tiba-tiba aku dikagetkan dengan suara handphoneku yang bergetar didalam dompet kecilku –handphone yang kucuri seminggu lalu-, sebuah SMS dari orang yang dari tadi kutunggu, ah, Ia meminta maaf terlambat katanya, kutanyakan padanya apakah kesepakatan ditunda?, dan kuingatkan padanya untuk tidak menggagalkan rencana.

Kalian juga pasti tak percaya bahwa aku adalah seorang pencuri. Rambutku sudah sering digundul karena kedapatan mencuri uang dan barang-barang temanku di pondok putri, bahkan aku hampir saja dikeluarkan dari pesantren karena perbuatanku sudah keterlaluan, namun aku mempunyai bakat bersandiwara, dengan beberapa tetes air mata, pengasuh asramaku merasa iba –ah, mereka tentu saja tak tega mengusirku, di pondok saja aku sudah jadi mafia, mau jadi apa aku nantinya di luar sana?, mungkin begitu pikir mereka.

Namun sebenarnya bukan hanya karena pandai bersandiwara yang membuatku tetap aman di pesantren itu. Suatu hari, pondok putri gempar karena uang seorang santriwati hilang, akulah yang dicurigai, dituduh menjadi tersangka utama -toh, sebenarnya memang aku yang mencuri-, sejak malam itu aku dipindahkan ke kamar ustadzah bagian keamanan, semenjak itu pula aku merasa terkekang, sekamar berdua dengan kepala keamanan yang terkenal kejam, namun aku selalu mencari cara untuk kembali dipindahkan ke kamar teman-teman.

Suatu malam, ketika lampu kamarku sudah dipadamkan, kulihat ustadzah ketua keamanan sudah terlelap didalam selimut, tiba-tiba terbesit ide brilian dalam otakku, kusingkap selimut ustadzah itu, Ia tidur mendengkur, kusingkap rok yang dipakainya, kubelai pahanya hingga Ia kegelian dan menggeliat tak tahan, belaian tanganku semakin kunaikkan hingga selangkangan, kulirik matanya sudah terbuka tak terpejam, namun tetap kulanjutkan aksiku –aku berharap Ia akan marah, lalu esok memindahkan aku kembali ke kamarku yang dulu-, namun Ia malah menuntun tanganku menuju sebuah lubang. Arghhhhhhhhhhh…Ia berteriak seperti harimau yang sedang menerkam. Semenjak malam itu aku dipatenkan menjadi penghuni tetap kamar keamanan, aku tak menyangka jika ustadzah ketua keamanan itu akan ketagihan, bahkan Ia mengatakan bahwa Ia mencintaiku. Pyuh!

Sudah hampir jam Sembilan, orang yang kutunggu belum juga datang, padahal sesuai kesepakatan, jam sepuluh aku sudah harus pergi.
Tak ada seorangpun yang ingin hidup sebagai pesakitan, sepanjang hidupnya selalu dicerca dan dijadikan kambing hitam. Begitupun aku, aku bosan menjadi pesakitan, aku kabur dari pesantren, -tidak kabur sebenarnya, karena aku sempat minta ijin untuk pulang-, aku ingin menelusuri asal-usulku, ku interogasi semua petugas panti asuhan tempat aku dibesarkan, awalnya mereka bungkam, namun dengan sedikit bentakan, mereka memberiku sebuah alamat, -yang setelah kutelusuri, ternyata sebuah tempat pelacuran.
Dengan masih mengenakan daster panjang lengkap dengan jilbab, kudatangi tempat pelacuran itu, aku tahu saat itu semua orang memandangku, tapi aku tak peduli. Seorang perempuan seksi mendatangiku, “Assalamu’alaikum mbak, mau cari siapa?”, ucapnya genit sambil mengepulkan asap rokoknya ke wajahku. Tak lama kemudian seorang perempuan paruh baya berdandan menor datang menyusulnya menghampiriku, wajahnya hampir mirip denganku, perasaanku mengatakan dialah ibuku, kucium perempuan itu, sebagai seorang ibu, aku yakin pasti Ia merasakan bahwa akulah anaknya yang perbah Ia telantarkan, sejak itulah aku benar-benar yakin kalau ibuku adalah seorang pelacur high class. Namun entah mengapa aku malah bahagia, merasa menemukan alasan atas kesialan-kesialan hidupku selama ini. –adalah hal yang wajar jika anak seorang pelacur menjadi pelacur juga. Toh, buah tak pernah jatuh jauh dari pohonnya-.
Jam sembilan lewat lima. Seorang pemuda tampan menawariku rokok, aku menggeleng, lalu dia mulai berbasa-basi menanyakan nama, kujawab saja namaku Jameela, dia tertawa, katanya namaku mirip penyanyi papan atas Indonesia, kujawab saja tak lama lagi aku juga akan terkenal melebihi si Jameela, lagi-lagi dia tertawa, kali ini menampakkan gigi kuningnya.

Orang yang kutunggu tak kunjung datang, aku mulai tak tenang. Namun tak lama kemudian kulihat seorang laki-laki bertopi muncul dari pintu keluar-masuk hotel, dia mendorong sebuah koper besar di tangan, juga tas gendong yang bergelantung di lengan kanan, walaupun wajahnya agak sedikit tertutup topi, tapi aku bisa mengenalinya,orang yang sudah satu bulan ini menjadi pembimbingku, dan telah banyak memberiku ilmu, namanya ustadz Leman.

“Imroah, aku tahu kalau hidupmu selalu dirundung kesialan”, ucap ustadzah kepala keamanan suatu malam setelah kami berhubungan badan. “aku akan mengenalkanmu dengan seorang teman, mungkin dia bisa membantumu keluar dari persoalan hidup yang selalu membelenggumu”, aku menggangguk pelan tanda setuju, kemudian ustadzah itu mengecup keningku.
Aku sudah benar-benar bosan dengan hidupku saat ini, selalu dijadikan kambing hitam dalam setiap persoalan, setiap ada masalah, pasti yang dituduh adalah Imroah, bukan yang lain, untung saja aku sedikit terselamatkan oleh hubungan spesialku dengan ustadzah kepala keamanan, dialah yang akhir-akhir ini sedikit membantu dan melindungiku setiap ada masalah, seperti ketika aku diperkenalkan dengan ustadz Leman.

“Mbak Imroah, kalau mbak mau dan sanggup, saya bisa membantu sampeyan”, kata ustadz Leman setelah kami diperkenalkan ustadzah kepala keamanan, “tapi ya itu mbak, untuk menghapus kesialan-kesialan hidup mbak, mbak Imroah harus berkorban”, kulihat kedua mata ustadz Leman jelalatan memandangi tubuhku, ustadzah kepala keamanan hanya tersenyum. “Apa yang harus saya korbankan, ustadz?”, -saat itu aku benar-benar tak sabar untuk merubah hidupku yang penuh dengan kesialan, penderitaanku sudah sangat dalam-, ustadz Leman tersenyum, “korbankan tubuh mbak, yakinlah, kesialan mbak akan segera berakhir”, aku seperti terbius dengan kata-katanya.

“Yang paling penting mbak, adalah niatnya, niat mbak itu mulia, ingin hidup lebih baik. Walaupun yang akan mbak lakukan sebenarnya itu sedikit berdosa, tapi dosa itu akan terhapus oleh pahala kebaikan yang berlipat-lipat jumlahnya, dan satu lagi, mbak akan terkenal”. Aku tersenyum, nasihatnya membuat tekadku semakin bulat. “Oiya mbak, kalau bisa mbak memakai dandanan menor model anak muda yang lagi nge-trend saja, biar nantinya tidak ada yang curiga”, kata ustadz Leman sebelum kami berpisah dan telah membuat kesepakatan, kami bertukar nomor handphone, kebetulan sekali waktu di angkot tadi aku mengambil handphone dari tas seorang bapak yang ketiduran.
Ustadz Leman tersenyum menghampiriku di kursi tunggu lobby hotel, “maaf mbak, saya terlambat, ada sedikit masalah yang harus saya selesaikan”, katanya langsung meminta maaf, “tapi rencana kita jadi khan?”, tanyaku kemudian, ustadz Leman tersenyum sambil mengerlingkan matanya, “tak lama lagi, mbak akan merasakan indahnya surga”, katanya.

Jam sepuluh kurang tiga menit…

Ustadz Leman memberikan tas yang ada dilengannya padaku, “baiklah mbak, kalau begitu saya akan naik ke lantai dua duluan, mbak tetap di sini, nanti kita akan bertemu di sana”, aku mengngguk tersenyum, kugendongkan tas yang disodorkan ustadz Leman, “kodenya tetap sama sesuai perjanjian”, kata ustadz Leman setengah berteriak karena sudah akan menaiki tangga menuju lantai dua.

Jam sepuluh tepat, tak lebih, tak kurang…

BHANGGGG…

Kalian telah saksikan sendiri dalam rekaman-rekaman di televisi, seorang perempuan dengan pakaian you can see dan seorang laki-laki bertopi meledakkan diri di lobi sebuah hotel, seratus tujuh puluh sembilan orang mati.

Sekarang aku jadi terkenal, begitulah caraku menebus dosa, membuang kesialan, kata ustadz Leman, aku pasti masuk surga.[*]

(Yogyakarta, Desember 2009)

Biodata Penulis:
)* Badrul Munir Chair, lebih dikenal dengan nama Munajat Sunyi, lahir di Ambunten-Sumenep (kota tua di timur daya Pulau Madura), 1 oktober 1990. Menulis cerpen dan puisi, salah satu cerpennya memperoleh juara pertama dalam sayembara penulisan cerpen inspiratif Ramadhan tingkat mahasiswa se-DIY 2009 (Piala Rektor), karya-karyanya masuk dalam sejumlah Antologi bersama, diantaranya antologi cerpen ”Di Pematang Pandanaran” dan beberapa antologi puisi, seperti ”Diorama” (antologi penyair tanpa bilangan kota), ”Antologi Puisi Penyair Nusantara Musibah Gempa Padang”, kumpulan cerpennya yang sudah terbit berjudul ”Bangkai dan Cerita-Cerita Kepulangan”. Kini melanjutkan studinya di jurusan Teologi dan Filsafat Fak. Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, aktif bergiat di Komunitas Matapena, dan Masyarakat Bawah Pohon Yogyakarta.

Senin, 12 Desember 2011

Keutamaan Shalat Tahajud

Rasulullah SAW suatu hari bersabda : “Barang siapa mengerjakan shalat Tahajud dengan sebaik-baiknya, dan dengan tata tertib yang rapi, maka Allah SWT akan memberikan 9 macam kemuliaan : 5 macam di dunia dan 4 macam di akhirat.”
Adapun lima keutamaan didunia itu, ialah : 
1. Akan dipelihara oleh Allah SWT dari segala macam bencana. 
2. Tanda ketaatannya akan tampak kelihatan dimukanya. 
3. Akan dicintai para hamba Allah yang shaleh dan dicintai oleh semua manusia. 
4. Lidahnya akan mampu mengucapkan kata-kata yang mengandung hikmah. 
5. Akan dijadikan orang bijaksana, yakni diberi pemahaman dalam agama. 

Sedangkan yang empat keutamaan diakhirat, yaitu : 
1. Wajahnya berseri ketika bangkit dari kubur di Hari Pembalasan nanti.
2. Akan mendapat keringanan ketika di hisab. 
3. Ketika menyebrangi jembatan Shirotol Mustaqim, bisa melakukannya dengan sangat cepat, seperti halilintar yang menyambar. 
4. Catatan amalnya diberikan ditangan kanan. 

http://cttnkuliah117.wordpress.com/2011/12/11/keutamaan-shalat-tahajud/

Kamis, 08 Desember 2011

Pengertian Biologi dan Cabang Biologi

Biologi adalah ilmu mengenai kehidupan. Istilah ini diambil dari bahasa Belanda ”biologie”, yang juga diturunkan dari gabungan kata bahasa Yunani, bios (”hidup”) dan logos (”lambang”, ”ilmu”). Dahulu dikenal dengan istilah ilmu hayat (diambil dari bahasa Arab, artinya ”ilmu kehidupan”). Tahukah kamu, apa saja objek kajian Biologi? Objek kajian biologi sangat luas dan mencakup semua makhluk hidup. Karenanya, dikenal berbagai cabang Biologi yang mengkhususkan diri pada setiap kelompok organisme, seperti botani untuk mempelajari tumbuhan, zoologi untuk mempelajari hewan, dan mikrobiologi untuk mempelajari mikroorganisme. Berbagai aspek kehidupan dikupas tuntas melalui cabang Biologi seperti ciri-ciri fisik dipelajari dalam anatomi (tumbuhan, hewan maupun manusia), sedang fungsinya dipelajari dalam fisiologi. Hubungan antar sesama makhluk dan dengan alam sekitar dapat dipelajari dalam ekologi, dan mekanisme pewarisan sifat dipelajari dalam genetika. Sementara itu, perkembangan teknologi memungkinkan pengkajian pada tingkat molekul penyusun organisme melalui Biologi molekular serta biokimia, yang banyak didukung oleh perkembangan teknik komputer melalui bidang bioinformatika. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Biologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup dan gejala-gejala kehidupannya.

Ilmu pengetahuan selalu berkembang, hal ini disebabkan oleh sifat dasar manusia yang selalu merasa ingin tahu yang mendorongnya untuk melakukan penelitian. Perubahan dapat terjadi dari waktu ke waktu. Sesuatu yang tadinya dianggap benar dapat tumbang bila telah ditemukan hasil penelitian baru yang mengoreksi kebenarannya. Pengetahuan yang diperoleh melalui suatu penelitian digolongkan dalam pengetahuan ilmiah. Pengetahuan yang diperoleh dengan cara ini lebih dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Pengetahuan yang didapat melalui prasangka, coba-coba, intuisi (ilham) ataupun tidak sengaja digolongkan pengetahuan non ilmiah. Kamu juga mempunyai kesempatan untuk menjadi ilmuwan. 

Kamu dapat mempelajari percobaan para ahli terdahulu dan menguji hasilnya, atau dapat memulainya dengan memperhatikan lingkungan sekitar, menemukan masalah dan mencoba untuk memecahkannya. Cara yang dapat ditempuh adalah dengan melalui suatu metode yang dikenal dengan istilah metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan suatu metode yang tersusun secara sistematis untuk memecahkan suatu masalah yang timbul dalam ilmu pengetahuan, demikian juga dalam Biologi. 
Secara berurutan langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
1. menentukan dan merumuskan masalah,
2. merumuskan hipotesis/dugaan, 
3. melaksanakan eksperimen (percobaan), 
4. observasi/pengamatan, 
5. mengumpulkan data, 
6. menarik kesimpulan. 

Langkah awal dalam melaksanakan kerja ilmiah adalah menentukan dan merumuskan masalah, yaitu hal-hal apa saja yang akan dipelajari atau menarik diteliti untuk memperoleh jawaban dari permasalahan tersebut. Setelah menentukan permasalahannya kamu dapat melakukan observasi/pengamatan guna mendapatkan data yang berhubungan dengan masalah yang akan diselidiki. 
Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita menghadapi berbagai fenomena alam untuk dijadikan sebuah masalah. Misalnya kecepatan pertumbuhan tanaman di musim kemarau dengan musim penghujan. Apakah perbedaannya? Mengapa perbedaan itu terjadi? Kalau kamu perhatikan jelas ada perbedaan, mengapa bisa demikian? Pertanyaan tersebut merupakan awal dari rumusan masalah yang akan kita selidiki lebih lanjut. Dalam merumuskan masalah untuk percobaan, pertanyaan hendaknya lebih mengarah pada jawaban ”ya atau tidak, berpengaruh atau tidak, berbeda atau tidak” sehingga lebih mudah untuk menetapkan hipotesis/dugaan mengenai percobaan yang akan dilakukan. Salah satu contoh rumusan masalah adalah ”adakah pengaruh air terhadap pertumbuhan tanaman?” 

Langkah berikutnya menentukan variabel (faktor-faktor yang terlibat dan mempengaruhi sesuatu yang diamati) yang terdapat dalam permasalahan. Ada tiga jenis variabel dalam kegiatan penelitian, yaitu variabel bebas, variabel respon, dan variabel kontrol. Pada permasalahan ”adakah pengaruh air terhadap pertumbuhan tanaman”, volume air yang diberikan dapat bervariasi. Faktor ini disebut variabel bebas/variabel manipulatif yaitu variabel yang dapat diubah-ubah dan mempengaruhi/menyebabkan terjadinya suatu proses/gejala/peristiwa. Pertumbuhan tanaman disebut variabel terikat/variabel respon yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Kondisi tanaman (jenis, umur, ukuran, dll), kondisi tanah serta sumber air yang digunakan dalam percobaan disebut variabel kontrol yaitu variabel di luar variabel yang diteliti tetapi perlu dikendalikan/ dikontrol. 

Sebelum merumuskan hipotesis, ada baiknya kamu melakukan studi pustaka, yaitu mencari sumber pengetahuan yang berhubungan dengan penelitian melalui buku-buku kepustakaan. Kamu juga dapat membaca hasil percobaan orang lain yang berkaitan dengan percobaan yang akan kamu lakukan, ataupun pengamatan langsung, misalnya, ukuran pertumbuhan tanaman. 

Hipotesis merupakan rumusan dari jawaban/pendapat/kesimpulan sementara tentang suatu masalah yang disusun berdasarkan data dan informasi yang terbatas dan teori-teori yang relevan dengan menggunakan penalaran. Hipotesis yang baik senantiasa menunjukkan variabel yang dapat diukur dan dapat diperbandingkan. 
Ada dua macam hipotesis, yaitu hipotesis kerja dan hipotesa nihil. 

Hipotesis kerja, misalnya ”air berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman”. 
Hipotesis nihilnya ”air tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman”. 
Contoh hipotesis pada percobaan di atas adalah ”air berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman”. Sebelum melaksanakan percobaan, kita harus merancangnya terlebih dulu. 

Beberapa kegiatan dalam merancang percobaan adalah sebagai berikut: 
1. menetapkan landasan teori yang diperlukan, 
2. menetapkan tujuan percobaan, 
3. menentukan alat dan bahan yang digunakan, 
4. menetapkan waktu dan tempat, 
5. menetapkan prosedur/langkah-langkah percobaan, dan mempersiapkan tabel untuk mencatat data hasil pengamatan, menetapkan variabel manipulatif, respon maupun kontrol. 

Kita dapat menggunakan alat bantu untuk memperoleh data. Alat bantu yang dapat kita gunakan diantaranya mikroskop, mistar, neraca O’Hauss, termometer dan lain-lain. Tahukah kamu, apa kegunaan benda-benda itu? Data yang diperoleh dengan menggunakan alat ukur akan menghasilkan nilai kuantitatif. Data juga dapat diperoleh dengan menggunakan indera kita. Indera penglihatan digunakan untuk mengamati bentuk, warna, dan sebagainya. Hidung untuk mengetahui bau pada suatu objek. 

Telinga untuk mendengar. Lidah untuk mengetahui rasa sesuatu. Kulit untuk membedakan kasar, halus panas atau dingin dengan cara meraba obyek penelitian. Pengamatan dengan panca indera ini menghasilkan nilai kualitatif, misalnya buah durian berkulit kasar dan tajam, rasa buah manis, tekstur buah lembut serta berserat. Data yang diperoleh selanjutnya dapat disajikan secara ringkas dan sistematis dalam bentuk tabel atau diagram. Apa yang dapat kamu lakukan setelah datamu diolah? Setelah mendapatkan data-data hasil percobaan, rumuskan kesimpulanmu. 

Rumusan kesimpulan mengacu pada hipotesis di atas, apakah hipotesis diterima atau sebaliknya. Apabila hipotesis diterima, berikan penjelasan faktor apa yang mendukung. Apabila hipotesis ditolak, sebutkan faktor apa yang menghambat. Bila perlu ulangi lagi percobaan tersebut sampai kamu yakin akan ketelitian percobaan dan keakuratan hasil percobaannya. Langkah berikutnya agar dapat diakui sebagai ilmu pengetahuan maka hasil percobaan perlu dipublikasikan dalam berbagai bentuk. Misalnya menyampaikan hasil penelitian di depan para ahli dalam forum seminar atau mempublikasikan dalam majalah ilmiah. Untuk memperjelas langkah-langkah penelitian ilmiah, perhatikan contoh proses penemuan penyebab penyakit malaria yang dilakukan oleh Charles Laveran (1845—1922). 

Pada tahun 1880 di Aljazair, Charles Laveran merawat seorang prajurit yang menderita demam menggigil padahal waktu itu udara sangat panas, kemudian penyakit tersebut dikenal dengan nama Malaria (mal = buruk, aria = udara). Pada saat itu orang menduga bahwa penyebab malaria adalah udara buruk dari rawa-rawa. Namun, Charles Laveran saat itu tidak percaya begitu saja. Ia ingin membuktikan apakah penyebab dari penyakit malaria yang sebenarnya. Langkah ini disebut dengan merumuskan masalah. 

Ia mengambil sedikit darah dari penderita dan memeriksanya menggunakan mikroskop. Maka tampak olehnya ada benda-benda kecil pada darah penderita (langkah ini disebut dengan observasi/pengamatan). Laveran mulai mendata semua darah penderita malaria. Ternyata pada darah setiap penderita malaria terdapat benda-benda kecil seperti pada penderita pertama, sedangkan pada darah orang-orang yang sehat tidak dijumpai benda kecil tersebut. 

Hipotesis Laveran berdasarkan data tersebut adalah ”apakah benda-benda kecil” (sekarang dikenal dengan nama Plasmodium) adalah penyebab penyakit malaria. Kemudian Laveran menyuntikkan darah orang yang sakit ke dalam tubuh orang yang sehat. Setelah beberapa hari ternyata orang yang sehat mulai terjangkit penyakit malaria, dan di dalam darahnya ditemukan benda-benda kecil seperti yang terdapat pada penderita malaria (Plasmodium). Laveran masih belum merasa yakin percobaan itu diulang-ulang, ternyata hasilnya sama (langkah ini disebut melaksanakan eksperimen dan menguji kembali eksperimennya). Akhirnya dia menarik kesimpulan bahwa benda kecil berbentuk cincin yang terdapat dalam sel darah merah (Plasmodium) merupakan penyebab penyakit malaria. 

Kerja ilmiah dengan menggunakan metode ilmiah, memerlukan sikap ilmiah. Sikap ilmiah adalah sikap yang terpuji yang dijunjung tinggi oleh masyarakat ilmiah. Beberapa hal berikut dapat dijadikan pedoman dalam bersikap ilmiah. 
1. Mengenali fakta dan opini, sehingga mampu membedakan data dan informasi. Misalnya timbangan badan menunjukkan 46 kg, ini merupakan data, sedangkan perkiraan berat badan seseorang 46 kg merupakan opini. 
2. Menggunakan fakta sebagai dasar argumentasi, kemampuan ini diperlukan pada saat mengajukan pendapat yang didukung oleh data. 
3. Berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi. 
4. Selalu melakukan evaluasi diri, mengakui kekuatan dan kelemahan data hasil penelitian, sehingga dapat digunakan untuk melakukan perbaikan. 
5. Mengembangkan rasa ingin tahu, berusaha untuk mengajukan pertanyaan mengenai hal-hal yang tidak diketahui atau belum dapat dimengerti. Keingintahuan dapat memacu kita untuk melakukan penelitian. 
6. Jujur dan menerima kenyataan dari hasil penelitiannya secara objektif. 
7. Teliti dalam pengambilan data, terutama data kuantitatif, dan tekun dalam melakukan penelitian artinya tidak mudah putus asa. 
8. Kepedulian terhadap lingkungan alam, sosial, dan budaya. Berusahalah untuk memberikan pemikiran tentang pelestarian dan keindahan lingkungan alam, serta kebersihan lingkungan. 
9. Mengambil keputusan yang bertanggung jawab. 

Misalnya dengan adanya bencana tanah longsor yang sering terjadi tentukan penyebab dan cara mencegah serta menanggulangi kerusakan lingkungan. Dalam mengemukakan pendapat tentunya dengan argumentasi yang dapat dipertanggungjawabkan dan data yang lengkap. 

Sebagai penambah wawasan, bacalah artikel di bawah ini tentang usaha Edward Jenner. Pria berkelahiran Scotlandia yang hidup pada tahun 1881—1955, orang yang mengembangkan dan mempopulerkan teknik vaksinasi untuk mencegah penyakit cacar. 

Sumber: http://www.crayonpedia.org/mw/Pengamatan_Gejala_Biotik_dan_Abiotik_-_Anni_Winarsih_7.2

Minggu, 04 Desember 2011

Cantik

Cantik? Semua wanita pasti ingin menjadi “cantik”, karena pada dasarnya wanita menginginkan dirinya terlihat menarik dan menjadi pusat perhatian sekitar baik itu untuk kepuasan diri sendiri maupun untuk memikat lawan jenis. Hampir dapat dipastikan setiap wanita pasti akan tersenyum bila ada seseorang yang mengtakan bahwa dirinya “cantik” dan hal tersebut akan menjadi kepuasan dan kebanggaan tersendiri bagi seorang wanita. Apakah cantik hanya diukur dari segi fisik saja? Masing-masing orang memiliki persepsi yang berbeda akan hal ini dan itu kembali pada masing-masing individu bagaimana menilai arti sebuah kecantikan.

Kecantikan itu sudah tertanam pada diri setiap wanita, namun banyak wanita yang tidak menyadari, mensyukuri dan senantiasa menjaga akan kecantikan yang ia miliki. Membandingkan diri kita dengan supermodel? wah jauh sekali, mereka terlihat sangat cantik dalam suasana apapun tapi kita? mengapa kita selalu merasa jelek dibandingkan orang lain? ubahlah pola piker seperti itu dalam diri kita karena tak ada satupun mahluk Tuhan diciptakan jelek semuanya cantik, tergantung darimana kita memandangnya, dipandang dari sudut lahiriah supermodel adalah mahluk yang cantik tapi jauh dilubuk hati yang terdalam kita adalah yang paling cantik. 

Bentuklah kecantikan sesuai dengan apa yang kamu inginkan, kalaupun memang benar kamu merasa tidak cantik tapi buatlah diri kamu cantik dengan selalu menjadi orang serasi dalam mempadu-padankan busana, menata diri kamu sebaik mungkin dan jadilah orang yang menyenangkan bagi setiap lingkungan yang kamu datangi. Setiap wanita punya kelebihan dan kekurangan jangan biarkan kekurangan itu akan merusak rasa nyaman kita dengan apa yang kita miliki sekarang. Dengan berusaha memutihkan kulit, menyambung rambut apalagi operasi plastik. Itu sangat tidak baik dan hanya akan sia sia di hari tua kelak. kecantikan tidak dapat dinilai dari satu sudut pandang saja melainkan dari berbagai segi yang satu sama lain saling mendukung, kecantikan adalah perpaduan dari keindahan fisik dan jiwa, keindahan fisik tanpa keindahan jiwa akan terasa hambar tetapi keindahan jiwa akan memancarkan keindahan fisik. Kecantikan fisik akan terasa hambar jika tidak diseimbangi oleh kecantikan jiwa. 

Kecantikan hati “inner beauty” atau lebih kita kenal secara awam dengan sebutan Banyak orang mengatakan keindahan jiwa (inner beauty) sangat sulit untuk dimiliki tapi itulah kecantikan yang mutlak harus dimiliki setiap orang, keindahan fisik akan dengan mudah dimiliki apalagi di abad canggih ini, orang yang berhidung pesek bisa mancung, orang berkulit hitam bisa menjadi putih, semuanya bisa mungkin untuk menjadi indah secara fisik tapi kenapa alangkah sulitnya mencapai keindahan jiwa? 

Untuk mencapai keindahan yang mutlak ini diperlukan suatu kesadaran bahwa keindahan jiwa adalah yang paling penting untuk dimiliki. Dan untuk mencapai keindahan jiwa memerlukan suatu proses yang sulit jika tidak diimbangi oleh keyakinan diri sendiri bahwa itulah yang harus dimiliki. “kecantikan jiwa” kecantikan yang kekal tidak dapat disuntik dengan silicon, dibantu dengan operasi plastik ataupun di rawat dengan cream khusus. 

Cantik itu Pandai, wanita harus multitalented, bisa melakukan hal apa saja. Dapat menjadi seorang bendahara keuangan keluarga yang handal, manager suami yang bisa diandalkan, guru privat anak-anaknya dan bisa menjadi pembantu rumah tangga yang cekatan. Cantik itu Pemalu, pemalu disini bukan tidak mau bersosialisasi dengan orang lain. Setiap wanita harus memiliki rasa malu, malu bertindak melanggar norma baik norma kesopanan dan kesusilaan. “wanita racun dunia”itu salah satu penggalan lirik dari lagu band asal Bandung. 

Benar adanya sebagai wanita kita harus berhati-hati, jangan mengumbar diri, apalagi tanpa rasa malu bertindak sesuka kita dan tidak mau tahu dengan keadaan disekitar kita. Jangan mengundang kaum adam bertindak kurang ajar terhadap kita. Wanita cantik sekelas artis pun akan menjadi jelek namanya bila ia bersikap arogan, egois dan cenderung bertindak semaunya sendiri. Cantik itu Jujur, sifat jujur menjadi salah satu kekuatan kecantikan jiwa. Ia selalu bicara terhadap apa yang ia dengar, mengutarakan apa yang ia lihat, membenarkan apa yang ia ketahui. 

Tidak sedikit wanita sekarang bersikap acuh tak acuh tentang kejujuran sekecil apapun. Maka jadilah wanita yang jujur mulai sekarang dan seterusnya, maka kecantikan akan mudah didapatkan dengan sendirinya. Cantik itu Bersih, tidak hanya diraga kebersihan yang harus di jaga melainkan adalah jiwa. Selalu positif thingking bebas dari rasa iri dan dengki. Selalu berusaha menjadi yang terbaik untuk orang-orang disekitarnya, tidak menyimpan amarah, mau membuka diri untuk menerima pendapat orang lain, memberi kesempatan dan juga pemaaf. 

Bersih itu menerima apa adanya, mensyukuri apa yang kita punya. Dengan bersyukur dan bangga dengan apa yang kita miliki sekarang kita menjadi mantap dan percaya diri dalam melangkah ke depan. Secantik apapun bila ia tidak memiliki percaya diri kecantikanya akan tenggelam dengan sifat pesimisnya itu. Cantik itu Selalu Tersenyum, wanita harus tegar, ia harus bisa berada dalam keadaan apapun. Menerima apa adanya dan tidak suka mengeluh. 

Ia selalu tersenyum di setiap langkahnya, tidak menunjukkan kesedihannya dihadapkan orang lain. Tersenyum membuat aura kecantikan kita terbuka dengan begitu indahnya. Wanita yang secantik bak putri raja bila ia menunjukakn wajah murung, cemberut dan uring-uringan tidak akan terpancar kecantikannya sedikitpun. Yang ada orang akan malas berdekat-dekatan dengan wanita seperti itu. 

Cantik itu Menjaga Reputasi, setelah semuanya kita miliki yang terakhir adalah menjaga reputasi. Ini yang sulit seperti yang kita tahu budaya ketimuran, bila sekali saja kita melakukan kesalahan hancur sudah apa yang kita bangun bertahun-tahun dan kita harus mulai dari awal. Jadi, berhati-hatilah menjaga reputasi. Cantik itu Rasa syukur, bersyukur akan segala karunia yang Tuhan berikan kepadamu akan membuat diri kamu selalu merasa bahagia pada setiap harinya, kamu menjadi orang yang tak pernah mengeluhkan suatu hal, kamu selalu dapat menempatkan diri kamu pada porsi yang sesungguhnya, kamu menghargai diri kamu sendiri dengan apapun bentuk kekurangan dan kelebihan kamu, kamu bersyukur dan kamu akan selalu merasa bahagia, kebahagiaan yang kamu rasakan akan terpancar pada sikap keseharian kamu, kamu menjadi ceria dan selalu tersenyum, maka kecantikan yang kamu idamkan akan kamu dapatkan. 

Banyak hal yang menggambarkan kecantikan jiwa seorang wanita. Kecantikan yang terpancar dari dalam jiwa inilah yang lebih menggoreskan kesan yang mendalam di setiap orang yang mengenal pemiliknya. Kecantikan yang terpancar dari dalam jiwa seseoranglah yang tak lekang oleh panas, tak lapuk oleh hujan. Kesimpulannya, inner beauty adalah hasil dari proses pembentukan kepribadian manusia yang panjang, kontinu, dan komprehensif, dengan tidak mengabaikan kesehatan, kecantikan, dan keindahan fisik tentu saja. Tetapi hal itu juga bukan berarti inner beauty adalah sesuatu yang mustahil untuk diwujudkan. Hanya cara mewujudkannya (perlu sekali lagi ditandaskan) tidak semudah membeli sebuah produk kecantikan. 

sumber: http://stupidyoung.blogspot.com/