Senin, 25 Juni 2012

Sistem Reproduksi Manusia Kelas 9 SMP




Tahukah kamu mengapa setelah pernikahan sepasang suami istri biasanya dikaruniai seorang anak/ bayi? Pasti kalian sudah pada tahu kan? Yah, hal itu merupakan peran dariSistem reproduksi yang kita miliki.
Pada dasarnya setiap makhluk hidup mempunyai naluri untuk mempertahankan kelangsungan hidup serta melestarikan spesiesnya dari kepunahan. Makhluk hidup berkembang biak untuk melestarikan hidupnya. Cara perkembangbiakan makhluk hidup tersebut dinamakan Reproduksi. Sedangkan sistem reproduksi merupakan suatu sistem organ yang mendukung proses reproduksi tersebut.
Pada manusia, sistem reproduksi sudah siap dan matang pada saat pubertas (akil balig). Hal tersebut ditandai dengan terjadinya perubahan perubahan pada diri kita. Contoh pada pria mengalami mimpi basah dan suara membesar, serta pada perempuan mengalami menstruasi dan payudara menjadi besar. Hal ini berarti kita sudah dalam masa pubertas (dewasa). Tapi untuk catatan jangan menggunakan sistem reproduksi ini sebelum terjadinya pernikahan karena dapat menyebabkan hal hal yang negatif dan bisa merusak masa depan kita.

Organ reproduksi pada pria berfungsi menghasilkan gamet jantan (spermatozoa/ sperma) dan hormon reproduksi. Organ reproduduksi pada pria dibedakan menjadi organreproduksi dalam dan organ reproduksi luar. Untuk permulaan silahkan dilihat gambarnya terlebih dahulu.


1.    Organ Reproduksi Dalam
Organ reproduksi dalam merupakan organ reproduksi yang ada di dalam tubuh. Yang terdiri dari testis, saluran reproduksi dan kelenjar reproduksi.
a.   Testis
Testis memiliki bentuk bulat telur dan berjumlah sepasang, terdapat pada skrotum (zakar). Testis merupakan tempat pembentukan sel kelamin jantan (spermatozoa) dan hormon kelamin (testosteron).

Setiap harinya, seorang laki-laki dewasa menghasilkan lebih dari seratus juta sperma. Pembentukan sperma ini terjadi di dalam dalam saluran sempit yang dinamakan tubulus seminiferus. Pada dinding tubulus seminiferus terdapat calon-calon sperma (spermatogonium yang diploid). Di antara tubulus seminiferus terdapat sel-sel interstisium atau sel-sel Leydig. Sel-sel ini menghasikan hormon testosteron dan hormon androgen lainnya. Selain itu, terdapat pula sel-sel berukuran besar yang berfungsi menyediakan makanan bagi spermatozoa, sel ini disebut sel sertoli.

Hormon testosteron sangat berpengaruh terhadap perkembangan kelamin sekunder pada seorang laki-laki. Ciri-ciri kelamin sekunder pada seorang laki-laki antara lain:
·           Suara yang membesar,
·           Tumbuhnya kumis, jenggot, serta rambut pada bagian tertentu,
·           Bentuk dada yang bidang.

Hormon testosteron ini juga akan menentukan sikap mental seorang laki-laki, serta penampilan kejantanan tubuhnya. Tanpa hormon ini seorang laki-laki akan berkulit lembut, lemah gemulai, seperti ciri-ciri seorang wanita. Mungkin anda pernah melihat seorang banci, kemungkinan dia kekurangan hormon testosteron.

b.   Saluran Reproduksi (Saluran Pengeluaran)
Pada organ reproduksi pria terdapat berbagai macam saluran reproduksi, meliputi epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi, dan uretra.

Epididimis merupakan sebuah saluran yang berada dalam skrotum dan keluar dari kedua testis. Epididimis juga merupakan saluran yang memiliki panjang 7 meter dan menghubungkan antara testis dengan vas deferens. Di dalamepididimis ini, sperma yang dihasilkan di dalam testis akan ditampung untuk beberapa saat, kurang lebih selama 2 minggu dan mengalami proses pematangan hingga sperma menjadi dewasa. Sebelum matang, sperma tidak dapat membuahi sel telur. Setelah matang, sel sperma bergerak meninggalkan saluran epididimismenuju vas deferens.

Vas deferens merupakan saluran reproduksi yang berfungsi sebagai tempat bergeraknya sperma dari epididimis menuju kantung semen (kantung mani) atau vesikula seminalis. Pada satu ujung, vas deferens menempel epididimis, sedangkan ujung lainnya berada dalam kelenjar prostat. Kemudian sperma menuju ke Saluran ejakulasi (ductus ejakulatorius).

Saluran ejakulasi (Ductus ejakulatorius) merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen dengan  uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra.

Uretra merupakan saluran reproduksi yang berada dalam penis dan merupakan muara terakhir sperma. Sel sperma dan cairan yang diejakulasikan ini disebutsemen. Selain itu, uretra juga berfungsi sebagai tempat saluran ekskresi urine dari kandung kemih.

c.    Kelenjar Reproduksi (Kelenjar asesoris)
Pada waktu sperma melalui  saluran pengeluaran, terjadi penambahan berbagai getah kelamin yang dihasilkan oleh kelenjar asesoris. Kelenjar ini berfungsi untuk mempertahankan hidup dan pergerakan sperma. Kelenjar
asesoris merupakan kelenjar kelamin yang terdiri atas vesikula seminalis (kantung semen/ kantung mani), kelenjar prostat dan kelenjar cowper (kelenjar bulbouretral)

Vesikula seminalis berfungsi menghasilkan cairan sebagai sumber energi untuk sperma. Sekitar 60% dari total volume semen merupakan hasil sekresi dari vesika seminalis. Cairan yang dihasilkan vesika seminalis banyak mengandung mukosa, asam amino, fruktosa, dan prostaglandin.

Kelenjar prostat berfungsi memberikan suasana basa pada cairan semen. Kelenjar prostat merupakan kelenjar terbesar dari kelenjar aksesoris. Hasil dari sekresi kelenjar ini akan langsung disalurkan ke uretra. Kelenjar prostat menghasilkan sekresi yang mengandung kolesterol, garam, dan enzim.

Kelenjar bulbouretral (kelenjar Cowper) merupakan sepasang kelenjar yang berhubungan langsung dengan uretra. Kelenjar ini menghasilkan cairan yang berfungsi menetralkan urine yang mengandung asam di dalam uretra.

2.    Organ Reproduksi Luar
Organ kelamin luar pria, yaitu berupa penis dan skrotum (Buah Zakar).

Penis adalah organ yang berperan untuk kopulasi (persetubuhan). Kopulasi adalah penyimpanan sperma dari alat kelamin jantan (pria) ke dalam alat kelamin betina (wanita). Secara struktural, penis tersusun atas tiga rongga berisi jaringan erektil yang berspons. Dua rongga yang terletak di tengah dinamakan korpus kavernosa. Sedangkan satu rongga yang berada di bawah korpus kavernosa dinamakan korpus spongiosum. Di dalam korpus spongiosum terdapat saluran reproduksi yakni uretra. Di bagian ujung penis terdapat bagian yang dinamakan  kepala penis (gland penis). Kepala penis ini tertutup oleh lipatan kulit yang  disebut preputium.

Di dalam rongga penis terdapat jaringan erektil yang  berisi banyak pembuluh darah dan saraf. Saat terjadi  rangsangan seksual, rongga tersebut akan penuh terisi darah. Akibatnya, terlihat penis mengembang dan menegang. Keadaan penis demikian dinamakan  ereksi. Apabila rangsangan ini terus menerus terjadi, sperma akan keluar melalui uretra. Keadaan ini disebut  ejakulasi. Jumlah sperma yang dikeluarkan saat terjadi ejakulasi sekitar 2 hingga 5 mL semen, yang setiap mililiternya  mengandung sekitar 50 sampai 130 juta sperma.

Skrotum pada pria di kenal dengan buah zakar. Di dalam buah zakar ini terdapat testis. Skrotum berfungsi menjaga suhu testis agar tetap stabil supaya sperma yang ada di testis tidak mati. Pada saat cuaca panas skrotum akan mengendur, sedangkan ketika dingin skrotum akan mengkerut. Mengendur dan mengkerutnya skrotum ini di lakukan oleh otot dratos dan kremaster.

Proses Pembentukan Sperma (Spermatogenesis)


Tempat pembentukan sperma berada pada tubulus seminiferus di dalam testis. Proses pembentukan  sperma ini dinamakan spermatogenesis. Pada tubulus seminiferus terdapat dinding yang terlapisi oleh sel germinal primitif yang  meng alami  kekhususan. Sel  germinal ini disebut  spermatogonium. Setelah mengalami pematangan,spermatogonium memperbanyak diri sehingga membelah secara terus-menerus (mitosis). Berikut adalah Bagan proses pembentukan sperma. 



Pada fase awal spermatogenesis, spermatogonium bersifat  diploid (2n). Secara mitosis, spermatogonium akan berubah menjadi spermatosit primer (2n). Berikutnya,spermatosit primer membelah menjadi spermatosit sekunder secara meiosis (Meiosis I). Jumlah spermatosit sekunder ada dua, sama besar dan bersifat haploid (n). Melalui fase meiosis II, spermatosit sekunder membelah diri menjadi  empat spermatid yang sama bentuk dan ukurannya. Selanjutnya, spermatid berkembang menjadi sperma matang yang bersifat haploid (n). Setelah matang, sperma menuju saluran reproduksi yakni epididimis. Semua proses ini terjadi selama kurang lebih 17 hari. Sementara, energi yang digunakan untuk melakukan proses spermatogenesis berasal dari sel-sel sertoli.

Sperma yang sudah matang memiliki bagian-bagian seperti kepala, leher, bagian tengah, dan ekor. Bagian kepala sperma terlindungi suatu badan yang disebutakrosom. Bagian ini berinti haploid. Selain itu, badan ini juga mengandung  enzim hialurodinase dan proteinase. Enzim ini berfungsi saat proses penembusan lapisan sel telur. Pada bagian tengahnya terdapat mitokondria kecil yang berfungsi menyediakan energi untuk menggerakkan ekor sperma. Untuk lebih jelasnya silahkan diperhatikan gambar sperma berikut ini.


Organ Organ Reproduksi Wanita


Organ reproduksi wanita berfungsi menghasilkan sel kelamin betina, yaitu sel telur (ovum). Organ reproduksi wanita dibagi menjadi organ reproduksi luar dan organ  reproduksi dalam.

Untuk pemanasan seperti biasa akan di paparkan gambar organ reproduksi pada wanita terlebih dahulu.


1.    Organ Reproduksi Dalam
Organ reproduksi dalam merupakan organ reproduksi yang ada di dalam tubuh. Adapun organ reproduksi dalam terdiri atas ovarium, saluran telur (oviduct), uterus dan vagina.

a.   Ovarium (Indung Telur)
Ovarium atau indung telur merupakan organ reproduksi dalam wanita yang berbentuk seperti telur dan berjumlah sepasang. Letaknya, ada satu di rongga perut kiri dan satu lagi di rongga perut kanan. Masing-masing ovarium terlindungi oleh kapsul keras dan terdapat folikel-folikel.

Setiap folikel mengandung satu sel telur. Fungsi folikel yakni memberikan makanan dan melindungi sel telur yang sedang berkembang hingga matang. Setelah sel telur matang, folikel akan mengeluarkannya dari ovarium. Proses pengeluaran sel telur dari ovarium ini dinamakan ovulasi.

Pada saat folikel telur tumbuh, ovarium menghasilkan hormon estrogen, dan setelah ovulasi menghasilkan hormon progesteron.

b.   Saluran Telur (Oviduct/ Tuba Fallopii)
Saluran tuba fallopii atau oviduk berjumlah sepasang, di kanan dan di kiri. Saluran ini merupakan jalur jalan telur yang menghubungkan ovarium dengan rahim. Bagian pangkalnya berbentuk corong disebut tuba infundibulum. Tuba infundibulum ini dilengkapi dengan jumbai-jumbai yang dinamakan  fimbriae.Fimbriae berfungsi menangkap sel telur yang telah masak dan lepas dari ovarium. Tuba fallopii berfungsi untuk menggerakkan ovum ke arah rahim dengan gerak peristaltik dan dengan bantuan silia yang ada di dinding oviduct.

c.    Uterus (Rahim)
Rahim manusia memiliki satu ruangan dan berbentuk buah pir, pada bagian bawahnya mengecil dan disebut leher rahim atau serviks, bagian ujung yang besar disebut badan rahim atau corpus uteri. Uterus mempunyai beberapalapisan penyusun, yakni lapisan  terluar (perimetrium), lapisan tengah yang berotot (miometrium),  dan selaput rahim/lapisan terdalam (endometrium). Lapisan endometrium mengandung banyak pembuluh darah dan lendir. Saat terjadi ovulasi, lapisan endometrium mengalami penebalan. Namun, apabila sel telur tidak dibuahi oleh sel sperma (tidak terjadi fertilisasi), lapisan endometrium segera mengalami peluruhan. Proses peluruhan lapisan ini diikuti pendarahan dan kita biasa menyebutnya dengan  siklus menstruasi. Pembahasan siklus menstruasi akan kita bahas berikutnya. Apabila sel telur dibuahi (terjadi fertilisasi), akan menempel pada dinding endometrium dan berkembang menjadi janin dan seterusnya.

d.   Vagina (Lina Peranakan)
Vagina adalah sebuah tabung berlapiskan otot yang membujur ke arah belakang dan atas. Vagina merupakan saluran dengan dinding tipis, tempat masuknya sperma dan keluarnya bayi ketika dilahirkan. Proses masuknya sel sperma didahului dengan masuknya penis pada lubang vagina. Proses ini dinamakan dengan coitus atau senggama. Selain itu, juga terdapat lendir yang dihasilkan oleh dinding vagina dan suatu kelenjar, yaitu kelenjar  bartholini. Vagina memiliki beberapa aksesoris yang terdiri atas klitoris, bagian kulit penutup vagina, serta selaput dara (hymen).

2.    Organ Reproduksi Luar
Organ reproduksi luar wanita adalah vulva. Vulva merupakan bagian paling luar organ kelamin wanita yang bentuknya berupa celah. Vulva terdiri dari labia mayora, labia minora dan klitoris.

Pada bagian atas dan terluar vulva terdapat bagian yang tersusun atas jaringan lemak. Bagian ini dinamakan mons pubis. Saat masa pubertas, bagian ini Banyak ditumbuhi oleh rambut.

Labia mayora,  merupakan lipatan kulit yang berfungsi melindungi vagina (dapat disamakan dengan skrotum pada pria). Labia minora, merupakan lipatan kulit di antara labia mayora. Klitoris, adalah organ erektil yang dapat disamakan dengan penis pada pria. Banyak terkandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa. Di bawah klitoris terdapat orificium erethrae, yakni muara saluran kencing. Kemudian, di bawah  klitoris terdapat bagian yang mengelilingi tepi ujung vagina. Bagian yang dimaksud yakni selaput dara atau himen. Himen  berselaput mukosa dan mengandung banyak pembuluh darah.

Proses Pembentukan Ovum (Oogenesis)


Oogenesis terjadi di dalam ovarium. Ovarium mengandung banyak sel induk telur (oogonium)yang bersifat diploid (2n). Oogonium tersebut akan membelah secara mitosis menjadi oosit primer. Oosit primer akan membelah secara meiosis menjadi satu oosit sekunder  dan satu  badan polar primer. Kemudian, oosit sekunder membelah secara meiosis menjadi satu  ootid  dan satu  badan polar sekunder. Ootid akan mengalami pematangan menjadi sel telur (ovum), sedangkan badan polar sekunder akan luruh (degenerasi). Sel telur yang telah matang akan dilepaskan oleh ovarium. Pelepasan sel telur oleh ovarium disebut ovulasi. Untuk lebih jelasnya silahkan lihat gambar dibawah ini. 


Di dalam ovarium terdapat banyak folikel yang merupakan pelindung dan pemberi nutrisi bagi sel telur yang sedang dibentuk. Pada proses ovulasi, folikel akan mengeluarkan sel telur. Folikel yang telah mengeluarkan sel telurnya disebut  corpus luteum. Corpus luteum menyekresikan hormon estrogen dan progesteron.

Siklus Menstrulasi
Siklus menstruasi pada wanita terdiri atas tiga fase yaitu

a.    fase poliferasi
b.   fase sekresi
c.   fase aliran menstruasi.


1. Fase Proliferasi
·         Fase ini dikendalikan oleh hormon estrogen maka disebut juga ”fase proliferasi ”. 
·         Fase ini dimulai dari hari ke - 5 sampai hari ke-14. 
·         Pada hari tersebut terjadi pertumbuhan dan perkembangan folikel primer yang dirangsang oleh hormone FSH. 
·         Pada saat tersebut sel oosit primer akan membelah dan menghasilkan ovum yang haploid. 
·         Saat folikel berkembang menjadi folike graaf yang masak , folikel ini juga menghasilkan hormone estrogen yang merangsang keluarnya LH dari hipofisis.
·         Estrogen yang keluar berfungsi merangsang perbaikan dinding uterus yaitu endo metrium yang habis terkelupas wktu menstruasi, selain itu estrogen menghambat pembentukan FSH dan memerintahkan hipofisis menghasilkan LH yang berfungsi merangsang folikel graaf yang masak untuk mengadakan ovulasi yang terjadi pada harike- 14.


2. Fase sekresi
a.    Fase ini terjadi pada hari ke- 14 sampai hari ke – 28 dari siklus. 
b.   Folikel yang pecah pada saat ovulasi berubah menjadi korpus rubrum yang mengandung banyak darah. 
c.   LH merangsang folikel yang telah kosong untuk berubah menjadi badan kuning (corpus Luteum ) . 
d.   Badan kuning menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi mempertebal lapisan endometrium yang kaya dengan pembuluh darah untuk mempersiapkan datangnya embrio. 
e.    Periode ini disebut fase luteal, selain itu juga berfungsi menghambat pembentukan FSH dan LH , akibatnya korpus luteum mengecil dan menghilang. 
f.    Selama fase sekresi endometriun terus menebal. Arteri-arteri membesar dan kelenjar endometrium tumbuh
3. Fase aliran Menstruasi
a.    Tahap ini berakhir pada 4 sampai 6 hari suatu siklus. 
b.   Dengan demikian hormone estrogen dan progesteron berhenti dikeluarkan maka sebagian darah atau fase menstruasi yang mulai terbentuk lagi dan terjadilah proses oogenesis kembali.


Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar