Rabu, 11 Januari 2012

Laporan Pembuatan Kecap

 LATIHAN I
PEMBUATAN KECAP

1.      PENDAHULUAN
Sekitar 50% dan 40% kedelai yang tersedia untuk bahan pangan diolah menjadi tempe dan tahu (Silitonga dan Djanuwardi, 1996), sedangkan sisanya untuk pengolahan susu kedelai, kecap, tauge dan tauco. Produk olahan kedelai tersebut merupakan sumber protein nabati yang relatif murah harganya dan dikonsumsi oleh hampir seluruh lapisan masyarakat, sehingga berperan dalam mendukung ketahanan pangan dan meningkatkan status gizi masyarakat.
Kedelai merupakan salah satu komoditas pertanian yang sangat penting karena kedelai mempunyai nilai kemanfaatan yang tinggi. Kedelai bisa diolah menjadi bahan makanan, minuman serta penyedap cita rasa makanan. Sebagai bahan makanan pada umumnya kedelai tidak langsung dimakan, melainkan diolah terlebih dahulu sesuai dengan kegunaanya. Berkaitan dengan hal itu, harus dilakukan upaya peningkatan kapasitas produksi kedelai dan olahannya karena akan berdampak positif dalam penyediaan lapangan kerja baru, penurunan jumlah pengangguran, dan peningkatan pendapatan perkapita maupun daerah (Ginting, E., 2009).
Kedelai mengandung protein 35 % bahkan pada varitas unggul kadar proteinnya dapat mencapai 40 - 43 %. Dibandingkan dengan beras, jagung, tepung singkong, kacang hijau, daging, ikan segar, dan telur ayam, kedelai mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi, hampir menyamai kadar protein susu skim kering. Bila seseorang tidak boleh atau tidak dapat makan daging atau sumber protein hewani lainnya, kebutuhan protein sebesar 55 gram per hari dapat dipenuhi dengan makanan yang berasal dari 157,14 gram kedelai (Soedjarwo, E., 1982).
Salah satunya produk olahan atau awetan dari kedelai adalah kecap. Dengan berbagai tekstur diantaranya cair (asin), atau kental (manis), bewarna coklat kehitam-hitaman dan seringkali di gunakan sebagai bahan penyedap masakan. Di Indonesia kecap dimanfaatkan secara langsung sebagai pelengkap makanan misalnya : bakso, soto, tahu kupat, dan sebagainya.
Kecap adalah sari kedelai yang telah difermentasikan dengan penambahan gula kelapa dan bumbu. Kecap mengandung protein, karbohidrat, vitamin serta lemak. Di Indonesia sulit diketahui sejak kapan untuk pertama kalinya nenek moyang kita membuat kecap kedelai ini. Kenyataannya sampai sekarang kecap merupakan salah satu jenis makanan kita, baik di perdesaan maupun di perkotaan. Untuk memenuhi pasar kecap yang begitu besar, pengusaha terus berupaya mengembangkan usahanya. Dalam persaingan yang begitu kuat, para pemilik perusahaan terdorong untuk melakukan inovasi baru terhadap produknya guna merebut pasar (Kompas, 2008).
Menurut Hermana (1987), menyatakan bahwa kecap merupakan produk yang diduga berasal dari Cina, dan sudah lama dikenal serta dibuat oleh masyarakat Indonesia. Produk ini berbentuk cairan berwarna coklat tua dengan aroma dan cita rasa khas. Kecap biasanya digunakan sebagai bahan penyedap dalam berbagai masakan. Kecap dapat dibuat melalui tiga cara, yaitu cara fermentasi, hidrolisis asam dan kombinasi kedua cara tersebut. Dibandingkan dengan kecap yang dibuat secara hidrolisis, kecap yang dibuat dengan cara fermentasi biasanya mempunyai flavor dan aroma yang lebih baik. Hal ini mungkin merupakan alasan mengapa jarang dijumpai pembuatan kecap secara hidrolisis asam, meskipun prosesnya lebih cepat.

2.      TUJUAN
Mahasiswa terampil membuat kecap.

3.      MANFAAT
a.    Mahasiswa mampu berwirausaha dalam pembuatan kecap.
b.    Meningkatkan pendapatan mahasiswa pada khususnya, dan masyarakat pada umumnya.
c.    Kecap berperan dalam mendukung ketahanan pangan dan meningkatkan status gizi masyarakat.

4.      ALAT DAN BAHAN
a.    ALAT
1)   Tampah                         1 buah
2)   Pengaduk                      1 buah
3)   Panci                             1buah
4)   Botol akua                    1 buah
5)   Kantung plastik putih   secukupnya
6)   Toples                           1buah
7)   Kertas stiker                 1 lembar
8)   Kain saring                   1 buah
9)   Kompor gas                  1 buah
b.    Bahan
1)   Kedelai hitam                                                  100 gram
2)   Jamur tempe (Rhizopus oryzae)                                   secukupnya
3)   Air                                                                    160 liter
4)   Gula merah                                                       secukupnya
5)   Bumbu :
-   daun jeruk                                                     1 lembar
-   daun salam                                                    1 lembar
-   sereh                                                              1 ruas
-   laos                                                                1 ruas
6)   Pokak (campuran jahe, cengkeh,
kayu manis, gula aren, dan lack)                      1 sendok makan
7)   Larutan garam                                                  secukupnya
5.      CARA KERJA
Dibawah ini merupakan cara pembuatan kecap, yaitu :
  1.  Menyiapkan biji kedelai hitam.
  2. Mencuci kedelai dalam 3 liter air bersih dan merendamnya selama satu malam.
  3. Merebus kedelai selama 2 jam sampai kulit kedelai menjadi lunak. Banyaknya air dalam perebusan sekitar 2,5 kali volume bahan (volume kedelai).
  4. Meniriskan kedelai di atas tampah dan mendinginkannya.
  5. Setelah kedelai dingin, memberikan jamur tempe (Rhizopus oryzae) secukupnya pada kedelai yang didinginkan. Kemudian mengaduk hingga rata lalu membungkus kedelai dengan daun pisang selanjutnya menyimpan pada suhu ruang (25O-30 OC) selama 3-5 hari (Fermentasi I).
  6. Menambahkan larutan garam pada kedelai yang sudah ditumbuhi jamur berwarna putih. Penggaraman dilakukan dalam larutan garam 20 %. Maksudnya mencampur 200 gram garam kedalam air 1 liter.
  7. Menempatkan dalam toples dan membiarkannya selama 3-4 minggu pada suhu ruang (25O-30 OC) (Fermentasi II). Batas maksimum proses penggaraman adalah 2 bulan.
  8. Menyaring hasil penggaraman untuk diambil sarinya (merupakan kecap mentah).
  9. Memasukkan hasil saringan ke dalam panci dan menambahkan air bersih sebanyak 150 liter ke dalam panci, lalu merebusnya hingga mendidih.
  10. Menyaring kembali hasil saringan, lalu menambahkan gula merah, bumbu (daun jeruk, daun salam, sereh, dan laos) yang telah di sangrai, dan 1 sendok pokak ( campuran jahe, cengkeh, kayu manis, gula aren dan lack). Penambahan gula merah :-       Untuk kecap manis : Tiap 1 liter hasil saringan membutuhkan 2 kg gula merah.-       Untuk kecap asin : Tiap 1 liter hasil saringan membutuhkan 2,5 ons gula merah.
  11. Mengaduk-aduk hasil saringan sampai rata dan buih hilang, setelah semua bumbu dicampurkan ke dalam hasil saringan.
  12. Menghentikan proses perebusan apabila sudah mendidih dan tidak berbentuk buih lagi.
  13. Menyaring dengan kain saring, setelah adonan masak. Hasil saringan yang diperoleh merupakan kecap yang siap untuk dibotolkan.
  14. Pembotolan dengan menggunakan botol yang bersih dan steril. Kemudian memasukkan cairan kecap ke dalam botol dan di tutup rapat. Sisa cairan kecap dapat dimasukkan ke dalam kemasan kantung plastik putih.


6.      HASIL
Tabel hasil pemanenan kecap
NO
PENGAMATAN
KETERANGAN
1
Stater
Rhizopus oryzae
2
Bahan dasar
Kedelai hitam
3
Tekstur
Cair
4
Rasa
Asin
5
Warna
Hitam kecoklatan

Tabel Hasil Produk Kecap
NO
PENGAMATAN
KETERANGAN
PEMBELI 1
PEMBELI 2
1
Nama Produk
Kecap asin
Kecap asin
2
Rasa
Asin
Asin
3
Tekstur
Kenyal, padat
Kental, padat
4
Warna
Hitam
Hitam kecoklatan
5
Rekomendasi (beserta tanda tangan dan nama).
Jangan terlalu asin

  Arvin Hastuti
Jangan terlalu kental
  
Santi Artika

7.      PEMBAHASAN
a.    Pengertian Kecap
Kecap merupakan produk fermentasi kedelai dengan penambahan gula dan bumbu yang digunakan sebagai bahan penyedap dan pemberi warna pada makanan. Kecap termasuk bumbu makanan berbentuk cair, berwarna coklat kehitaman, serta memiliki rasa dan aroma yang khas. Ragi yang digunakan pada pembuatan kecap dapat berupa jamur tempe (Rhizopus oryzae), biakan murni jamur Aspergillus sojae atau Aspergillus oryzae.
b.    Manfaat Kecap
Kecap kedelai merupakan bahan makanan yang sering digunakan sehari-hari. Kecap digunakan untuk berbagai macam masakan khas Indonesia, seperti sate dan semur. Kecap mengandung protein yang cukup baik karena memiliki asam amino yang cukup tinggi. Kecap juga mengandung zat gizi lain dalam jumlah yang lebih sedikit dibandingkan protein , seperti lemak, karbohidrat,, vitamin, dan mineral.
Dibawah ini merupakan tabel komposisi zat gizi kecap kedelai dalam 100 gram.
 Tabel 1. Komposisi zat gizi kecap kedelai dalam 100 gram
No
Zat gizi
Kecap
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Energi
Air
Protein
Lemak
Karbohidrat
Serat
Abu
Kalsium
Besi
Vitamin B1
Vitamin B2
86 kalori
57,4 gram
5,5 gram
0,6 gram
15,1 gram
0,6 gram
21,4 gram
85 mg
4,4 mg
0,04 mg
0,17 mg
Sumber: direktorat Gizi Dep. Kesehatan RI

Kecap juga dapat menambah cita rasa pada suatu masakan karena kecap memiliki aroma yang sedap dan khas. Bahan-bahan yang terdapat di kecap juga mudah dicerna oleh sistem pencernaan kita.
c.    Bahan Baku Kecap
Bahan baku utama pembuatan kecap adalah biji kedelai. Kedelai digunakan bahan dasar dalam pembuatan kecap karena kedelai memiliki kandungan gizi cukup tinggi, terutama protein den serat. Kacang kedelai juga merupakan sumber lemak, yang mengandung asam lemak jenuh dan tak jenuh yang diperlukan dalam makanan. Kedelai mengandung protein 35 % bahkan pada varitas unggul kadar proteinnya dapat mencapai 40 - 43 %. Dibandingkan dengan beras, jagung, tepung singkong, kacang hijau, daging, ikan segar, dan telur ayam.
Tabel 2. Komposisi Kedelai per 100 gram Bahan
KOMPONEN
KADAR (%)
Protein
35-45
Lemak
18-32
Karbohidrat
12-30
Air
7

 Ada dua jenis kedelai yang dapat dijadikan bahan baku pembuatan kecap, yaitu kedelai hitam dan kedelai putih. Perbedaan tersebut hanya terletak pada ukuran biji dan warna kulit, yaitu kedelai hitam berukuran lebih kecil dibanding dengan kedelai putih. Namun, tidak ada perbedaan komposisi gizi di antara kedua jenis tersebut.
Berdasarkan kandungan protein dan lemak, kedelai terbagi dalam 2 jenis yaitu kedelai mengandung lemak tinggi-protein rendah yang biasa dibuat bahan baku industri minyak kedelai dan kedelai yang mengandung lemak rendah-protein tinggi yang cocok dibuat bahan baku pembuatan kecap, tahu, susu kedelai dan kembang tahu.
Kedelai mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi, hampir menyamai kadar protein susu skim kering. Bila seseorang tidak boleh atau tidak dapat makan daging atau sumber protein hewani lainnya, kebutuhan protein sebesar 55 gram per hari dapat dipenuhi dengan makanan yang berasal dari 157,14 gram kedelai.

Tabel 3. Perbandingan Antara Kadar Protein Kedelai Dengan Beberapa Bahan Makanan Lain

BAHAN MAKANAN
PROTEIN (% Berat)
Susu skim kering
36,00
Kedelai
35,00
Kacang hijau
22,00
Daging
19,00
Ikan segar
17,00
Telur ayam
13,00
Jagung
9,20
Beras
6,80
Tepung singkong
1,10

Pada praktikum kali ini, kedelai yang digunakan adalah jenis   kedelai hitam. Hal ini dikarenakan  kedelai hitam dapat menghasilkan kecap yang lebih gurih daripada kedelai kuning. Selain itu, kedelai hitam dapat memberikan warna hitam alami pada produknya. Kadar protein kedelai hitam lebih tinggi dan bobot bijinya lebih besar.
d.   Bahan Tambahan Dalam Pembuatan Kecap
Bahan tambahan yang dipergunakan pada praktikum pembuatan kecap antara lain air, ragi atau starter kecap, garam, gula, bumbu-bumbu dan bahan pengemas.
Air merupakan bahan penolong yang digunakan dalam proses pencucian, perendaman kedelai, pemasakan, pembuatan larutan garam, seta pencucian bahan pengemas dan peralatan lain.
Ragi/starter yang digunakan pada pembuatan kecap adalah Rhizopus oryzae (jamur tempe). Ragi ini mengandung mikroorganisme dengan aktifitas proteolitik dan amilolitik yang tinggi, mudah tumbuh serta mampu menghasilkan rasa dan aroma kecap yang khas, serta harus bersifat fisiologis dan genetis, toleran terhadap lingkungan selama fermentasi.
Konsentrasi garam yang dipergunakan yaitu 18 – 20%, sedangkan untuk larutannya sendiri cukup 110-120% dari volume bahan yang direndam.
Gula ini digunakan untuk membuat rasa kecap manis dan dapat meningkatkan kekentalan kecap dan memberi warna yang lebih menarik. Gula yang digunakan pada praktikum pembuatan kecap yaitu gula merah.
Bumbu-bumbu yang digunakan pada praktikum pembuatan kecap kali ini antara lain daun salam, daun jeruk, sereh, dan laos. Selain itu, ditambahkan pokak yang merupakan campuran dari jahe, cengkeh, kayu manis, gula aren, dan lack. Bumbu-bumbu ini digunakan sebagai penambah cita rasa pada kecap.
Bahan pengemas yang digunakan yaitu botol atau plastik. Botol atau plastik harus disterilkan terlebih dahulu.
e.    Proses Fermentasi Kecap
Umumnya kecap dibuat dari bahan baku kedelai, baik utuh ataupun sisa pengambilan minyak (defatted soybean meal) dengan cara fermentasi oleh kapang, ragi dan bakteri, atau cara hidrolisis (hidrolisisoleh asam), atau kombinasi cara fermentasi dan cara hidrolisis. Dibandingkan dengan kecap yang dibuat secara hidrolisis, kecap yang dibuat dengan cara fermentasi biasanya mempunyai flavor dan aroma yang lebih baik dan enak.  Hal ini mungkin merupakan alasan mengapa jarang dijumpai pembuatan kecap secara hidrolisis asam, meskipun prosesnya lebih cepat.
Kecap yang dibuat melalui proses fermentasi memiliki nilai gizi lebih tinggi karena mikroba yang digunakan selam proses fermentasi bersifat katabolik atau memecah komponen-komponen kompleks menjadi zat yang lebih sederhana.
f.     Proses Produksi
Kegiatan produksi kecap mulai dari bahan baku mentah sampai siap dijual melalui beberapa tahapan berikut ini.
1)   Persiapan bahan
Mempersiapkan bahan yang akan dibuat kecap mulai dari kedelai, garam, gula, starter, air dan rempah-rempah. Semua bahan tersebut telah dipilih dan sesuai dengan syarat yang dikehendaki dan diperlukan.
2)   Pencucian dan Perendaman
Kedelai yang telah dibersihkan, dicuci lalu direndam dalam air selama 1 malam. Tujuan dari pencucian ini adalah untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang masih melekat atau tercampur dengan biji kedelai.
Kedelai harus terendam seluruhnya untuk menekan (menghambat) pertumbuhan mikroorganisme, khususnya bakteri pembentuk spora yang biasa terdapat dalam kedelai.
3)   Perebusan
Setelah dilakukan perendaman selanjutnya direbus dalam panci. Lama perebusan berkisar antara 1 – 2 jam. Tujuan dari perebusan ini untuk mendapatkan biji biji kedelai yang lunak dan kulitnya mudah dikupas.
 Selain itu, untuk menginaktifkan senyawa yang dapat menggangu kesehatan seperti antitripsin, saponin, glikosida, dan alkaloida, untuk memudahkan pertumbuhan kapang, meningkatkan daya cerna (digestibility) kedelai sehingga komponen-komponen kedelai menjadi lebih mudah diuraikan dan dilarutkan selama proses fermentasi. Lamanya perebusan sangat berpengaruh terhadap kedelai itu sendiri, apabila terlalu singkat dapat menyebabkan jamur kurang bisa tumbuh sehingga penguraian dan pelarutan komponen kedelai tidak optimum dan sebaliknya apabila terlalu lama dapat mengakibatkan terjadinya pelarutan zat-zat gizi ke dalam air rebusan.
4)   Penirisan dan Pendinginan
Setelah proses perebusan, kemudian kedelai ditiriskan dan didinginkan dengan cara diangin-anginkan diatas tampah, maksud dari proses ini untuk menyesuaikan bahan pada suhu optimum sekitar 30°C dan mengurangi kadar air agar mudah ditumbuhi kapang. Bila kedelai masih dalam kondisi panas maka ragi yang ditebar di atasnya akan mati sehingga tidak dapat tumbuh. Pemberian ragi harus sesuai jumlahnya dengan banyaknya kedelai, agar tidak menimbulkan kegagalan jamur yang tumbuh.
5)   Fermentasi
Proses fermentasi pada pembuatan kecap ada 2 cara yaitu fermentasi I dilakukan dengan menebarkan ragi Rhizopus oryzae (jamur tempe).  Pemberian ragi harus sesuai jumlahnya dengan banyaknya kedelai, jangan terlalu banyak dan terlalu sedikit agar tidak menimbulkan kegagalan jamur yang tumbuh. Proses fermentasi I menggunakan waktu selama 3-5 hari. Jika sudah ditumbuhi jamur yang berwarna putih merata pada kedelai maka proses fermentasi I berhasil.
Kemudian dilakukan perendaman dalam larutan garam (fermentasi II)  selama 3-4 minggu. Proses penggaraman (Fermentasi II) bertujuan supaya pertumbuhan bakteri dan yeast dapat berlangsung dengan  baik dan suhu fermentasi merata serta merombak keseluruhan kedelai menjadi kecap.
g.    Hasil Pemanenan Kecap
Hasil yang didapatkan pada tahap pemanenan kecap diantaranya stater, bahan dasar, tekstur, rasa, dan warna. Stater yang digunakan adalah ragi/starter yang digunakan pada pembuatan kecap adalah Rhizopus oryzae (jamur tempe). Ragi ini mengandung mikroorganisme dengan aktifitas proteolitik dan amilolitik yang tinggi, mudah tumbuh serta mampu menghasilkan rasa dan aroma kecap yang khas, serta harus bersifat fisiologis dan genetis, toleran terhadap lingkungan selama fermentasi.
Bahan dasar yang digunakan adalah kedelai hitam karena karena kedelai memiliki kandungan gizi cukup tinggi, terutama protein den serat. Selain itu,  kedelai hitam dapat menghasilkan kecap yang lebih gurih daripada kedelai kuning, memberikan warna hitam alami pada produknya dan kadar protein kedelai hitam lebih tinggi.
Tekstur kecap yang dihasilkan yaitu cair. Rasa yang dihasilkan adalah asin, sehingga produk yang dihasilkan dinamakan “Kecap Asin”. Hal ini dikarenakan pada saat proses penggaraman (Fermentasi II) terlalu banyak kadar garamnya.
Warna yang dihasilkan yaitu coklat kehitaman. Warna kecap tidak begitu hitam, dikarenakan mungkin biji kedelai yang terlalu muda atau kualitas bijinya kurang bagus.
h.    Hasil Produk Kecap
Produk kecap yang dihasilkan berupa kecap asin. Untuk kecap asin penambahan gula hanya 2,5 ons pada tiap 1 liter hasil saringan. Sedangkan untuk kecap manis, penambahan gula sebesar 2 kg pada tiap 1 liter hasil saringan. Jadi, untuk kecap asin penambahan gula yang diberikan lebih sedikit dibandingkan kecap manis. Catatan : Pada hasil saringan kecap mentah setelah proses penggaraman rasanya terasa sangat asin. Kemudian, ditambahkan gula sedikit demi sedikit rasa tetap berasa asin. Hal ini mungkin dikarenakan saat proses penggraman, kadar garam terlalu tinggi dan jumlahnya terlalu banyak.
Dari produk yang kami jual, terdapat 2 pembeli. Pembeli ke-1 mengatakan teksturnya kenyal dan padat, rasa yang dihasilkan asin, warna hitam. Sedangkan pada pembeli ke-2 mengatakan tekstur kecapnya kental dan padat, rasa yang dihasilkan asin, warna hitam kecoklatan.
Pembeli ke-1 merekomendasikan bahwa kecap yang dihasilkan jangan terlalu asin, karena pada umumnya kecap yang digunakan sebagai penyedap makanan adalah kecap manis, selain itu sebagian besar orang juga menyukai kecap yang manis. Pembeli ke-2 merekomendasikan bahwa tekstur kecap jangan terlalu kental sebab sulit untuk menuangkan kecap kedalam bahan makanan.
i.      Keuntungan Produk
Untuk penjualan produk terdapat 2 kemasan yaitu kemasan botol dan plastik kecil putih. Untuk kemasan botol berjumlah 1 produk sedangkan untuk kemasan plastik berjumlah 9 produk. Kemasan botol dijual dengan harga Rp. 3.500,00 sedangkan untuk kemasan plastik dijual dengan harga Rp. 500,00. Hasil penjualan yaitu sebesar Rp. 6.000,00 yaitu 1 poduk kemasan botol dan 5 produk kemasan plastik. Untuk biaya pelabelan pada kemasan sebesar Rp. 2.000,00 sehingga keuntungan besih yang kami dapatkan sebesar Rp. 4.000,00.

8.      KESIMPULAN
1.      Kecap merupakan produk fermentasi kedelai dengan penambahan gula dan bumbu yang digunakan sebagai bahan penyedap dan pemberi warna pada makanan.
2.      Ragi yang digunakan pada pembuatan kecap dapat berupa jamur tempe (Rhizopus oryzae).
3.      Bahan baku utama pembuatan kecap adalah biji kedelai hitam.
4.      Bahan tambahan yang digunakan diantaranya air, ragi atau starter kecap, garam, gula, bumbu-bumbu dan bahan pengemas.
5.      Proses produksi kecap, dimulai dari tahap persiapan bahan, pencucian dan perendaman, perebusan I, penirisan dan pendinginan,  fermentasi I dan II, penyaringan I, perebusan II, penambahan gula dan bumbu, penyaringan II, dan terakhir pengemasan.
6.      Hasil produk berupa kecap asin dengan tekstur padat dan kental, rasa asin, dan warna coklat kehitaman.
7.      Manfaat kecap yaitu untuk menambah cita rasa pada suatu masakan karena kecap memiliki aroma yang sedap dan khas.
  

DAFTAR PUSTAKA

Ginting, E., S.S. Antarlina dan S. Widowati. 2009. Varietas Kedelai Unggul Untuk Bahan Baku Industri Pangan. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian 28(3):79-87.
      
Hermana. 1985. Pengolahan Kedelai Menjadi Berbagai Bahan Makanan. Bogor: Puslitbangtan.  

Kompas. 2008. Produksi Kedelai Mesti Ditingkatkan. Kompas, 15 Januari 2008.

Silitonga, C., dan Djanuwardi, B. 1996. Konsumsi Tempe. Jakarta: Yayasan Tempe Indonesia.

Soedjarwo, E. 1982. Kecap Kecipir. Jakarta: PT. Penebar Swadaya.






























LAMPIRAN