LATIHAN
I
PEMBUATAN KECAP
1. PENDAHULUAN
Sekitar
50% dan 40% kedelai yang tersedia untuk bahan pangan diolah menjadi tempe dan
tahu (Silitonga dan Djanuwardi, 1996), sedangkan sisanya untuk pengolahan susu
kedelai, kecap, tauge dan tauco. Produk olahan kedelai tersebut merupakan
sumber protein nabati yang relatif murah harganya dan dikonsumsi oleh hampir
seluruh lapisan masyarakat, sehingga berperan dalam mendukung ketahanan pangan
dan meningkatkan status gizi masyarakat.
Kedelai
merupakan salah satu komoditas pertanian yang sangat penting karena kedelai
mempunyai nilai kemanfaatan yang tinggi. Kedelai bisa diolah menjadi bahan
makanan, minuman serta penyedap cita rasa makanan. Sebagai bahan makanan pada
umumnya kedelai tidak langsung dimakan, melainkan diolah terlebih dahulu sesuai
dengan kegunaanya. Berkaitan dengan hal itu, harus dilakukan upaya peningkatan
kapasitas produksi kedelai dan olahannya karena akan berdampak positif dalam
penyediaan lapangan kerja baru, penurunan jumlah pengangguran, dan peningkatan
pendapatan perkapita maupun daerah (Ginting, E., 2009).
Kedelai
mengandung protein 35 % bahkan pada varitas unggul kadar proteinnya dapat
mencapai 40 - 43 %. Dibandingkan dengan beras, jagung, tepung singkong, kacang
hijau, daging, ikan segar, dan telur ayam, kedelai mempunyai kandungan protein
yang lebih tinggi, hampir menyamai kadar protein susu skim kering. Bila
seseorang tidak boleh atau tidak dapat makan daging atau sumber protein hewani
lainnya, kebutuhan protein sebesar 55 gram per hari dapat dipenuhi dengan
makanan yang berasal dari 157,14 gram kedelai (Soedjarwo, E., 1982).
Salah
satunya produk olahan atau awetan dari kedelai adalah kecap. Dengan berbagai
tekstur diantaranya cair (asin), atau kental (manis), bewarna coklat
kehitam-hitaman dan seringkali di gunakan sebagai bahan penyedap masakan. Di
Indonesia kecap dimanfaatkan secara langsung sebagai pelengkap makanan misalnya
: bakso, soto, tahu kupat, dan sebagainya.
Kecap
adalah sari kedelai yang telah difermentasikan dengan penambahan gula kelapa
dan bumbu. Kecap mengandung protein, karbohidrat, vitamin serta lemak. Di
Indonesia sulit diketahui sejak kapan untuk pertama kalinya nenek moyang kita
membuat kecap kedelai ini. Kenyataannya sampai sekarang kecap merupakan salah
satu jenis makanan kita, baik di perdesaan maupun di perkotaan. Untuk memenuhi
pasar kecap yang begitu besar, pengusaha terus berupaya mengembangkan usahanya.
Dalam persaingan yang begitu kuat, para pemilik perusahaan terdorong untuk
melakukan inovasi baru terhadap produknya guna merebut pasar (Kompas, 2008).
Menurut
Hermana (1987), menyatakan bahwa kecap merupakan produk yang diduga berasal
dari Cina, dan sudah lama dikenal serta dibuat oleh masyarakat Indonesia.
Produk ini berbentuk cairan berwarna coklat tua dengan aroma dan cita rasa
khas. Kecap biasanya digunakan sebagai bahan penyedap dalam berbagai masakan. Kecap
dapat dibuat melalui tiga cara, yaitu cara fermentasi, hidrolisis asam dan
kombinasi kedua cara tersebut. Dibandingkan dengan kecap yang dibuat secara
hidrolisis, kecap yang dibuat dengan cara fermentasi biasanya mempunyai flavor
dan aroma yang lebih baik. Hal ini mungkin merupakan alasan mengapa jarang
dijumpai pembuatan kecap secara hidrolisis asam, meskipun prosesnya lebih
cepat.
2. TUJUAN
Mahasiswa terampil
membuat kecap.
3. MANFAAT
a.
Mahasiswa
mampu berwirausaha dalam pembuatan kecap.
b.
Meningkatkan
pendapatan mahasiswa pada khususnya, dan masyarakat pada umumnya.
c.
Kecap
berperan dalam mendukung ketahanan pangan dan meningkatkan status gizi
masyarakat.
4. ALAT
DAN BAHAN
a. ALAT
1) Tampah 1 buah
2) Pengaduk 1 buah
3) Panci 1buah
4) Botol
akua 1 buah
5) Kantung
plastik putih secukupnya
6) Toples 1buah
7) Kertas
stiker 1 lembar
8) Kain
saring 1 buah
9) Kompor
gas 1 buah
b. Bahan
1) Kedelai
hitam 100
gram
2) Jamur
tempe (Rhizopus oryzae) secukupnya
3) Air 160
liter
4) Gula
merah secukupnya
5) Bumbu
:
- daun
jeruk 1
lembar
- daun
salam 1
lembar
- sereh 1
ruas
- laos 1
ruas
6) Pokak
(campuran jahe, cengkeh,
kayu manis, gula aren,
dan lack) 1 sendok
makan
7) Larutan
garam secukupnya
5. CARA
KERJA
Dibawah ini merupakan
cara pembuatan kecap, yaitu :
- Menyiapkan biji kedelai hitam.
- Mencuci kedelai dalam 3 liter air bersih dan merendamnya selama satu malam.
- Merebus kedelai selama 2 jam sampai kulit kedelai menjadi lunak. Banyaknya air dalam perebusan sekitar 2,5 kali volume bahan (volume kedelai).
- Meniriskan kedelai di atas tampah dan mendinginkannya.
- Setelah kedelai dingin, memberikan jamur tempe (Rhizopus oryzae) secukupnya pada kedelai yang didinginkan. Kemudian mengaduk hingga rata lalu membungkus kedelai dengan daun pisang selanjutnya menyimpan pada suhu ruang (25O-30 OC) selama 3-5 hari (Fermentasi I).
- Menambahkan larutan garam pada kedelai yang sudah ditumbuhi jamur berwarna putih. Penggaraman dilakukan dalam larutan garam 20 %. Maksudnya mencampur 200 gram garam kedalam air 1 liter.
- Menempatkan dalam toples dan membiarkannya selama 3-4 minggu pada suhu ruang (25O-30 OC) (Fermentasi II). Batas maksimum proses penggaraman adalah 2 bulan.
- Menyaring hasil penggaraman untuk diambil sarinya (merupakan kecap mentah).
- Memasukkan hasil saringan ke dalam panci dan menambahkan air bersih sebanyak 150 liter ke dalam panci, lalu merebusnya hingga mendidih.
- Menyaring kembali hasil saringan, lalu menambahkan gula merah, bumbu (daun jeruk, daun salam, sereh, dan laos) yang telah di sangrai, dan 1 sendok pokak ( campuran jahe, cengkeh, kayu manis, gula aren dan lack). Penambahan gula merah :- Untuk kecap manis : Tiap 1 liter hasil saringan membutuhkan 2 kg gula merah.- Untuk kecap asin : Tiap 1 liter hasil saringan membutuhkan 2,5 ons gula merah.
- Mengaduk-aduk hasil saringan sampai rata dan buih hilang, setelah semua bumbu dicampurkan ke dalam hasil saringan.
- Menghentikan proses perebusan apabila sudah mendidih dan tidak berbentuk buih lagi.
- Menyaring dengan kain saring, setelah adonan masak. Hasil saringan yang diperoleh merupakan kecap yang siap untuk dibotolkan.
- Pembotolan dengan menggunakan botol yang bersih dan steril. Kemudian memasukkan cairan kecap ke dalam botol dan di tutup rapat. Sisa cairan kecap dapat dimasukkan ke dalam kemasan kantung plastik putih.
6. HASIL
Tabel hasil pemanenan
kecap
NO
|
PENGAMATAN
|
KETERANGAN
|
1
|
Stater
|
Rhizopus
oryzae
|
2
|
Bahan dasar
|
Kedelai hitam
|
3
|
Tekstur
|
Cair
|
4
|
Rasa
|
Asin
|
5
|
Warna
|
Hitam kecoklatan
|
Tabel
Hasil Produk Kecap
NO
|
PENGAMATAN
|
KETERANGAN
|
|
PEMBELI 1
|
PEMBELI 2
|
||
1
|
Nama Produk
|
Kecap asin
|
Kecap asin
|
2
|
Rasa
|
Asin
|
Asin
|
3
|
Tekstur
|
Kenyal, padat
|
Kental, padat
|
4
|
Warna
|
Hitam
|
Hitam kecoklatan
|
5
|
Rekomendasi (beserta tanda tangan dan nama).
|
Jangan terlalu asin
|
Jangan terlalu kental
Santi Artika
|
7. PEMBAHASAN
a. Pengertian
Kecap
Kecap
merupakan produk fermentasi kedelai dengan penambahan gula dan bumbu yang
digunakan sebagai bahan penyedap dan pemberi warna pada makanan. Kecap termasuk bumbu makanan
berbentuk cair, berwarna coklat kehitaman, serta memiliki
rasa dan aroma yang khas. Ragi yang digunakan pada pembuatan
kecap dapat berupa jamur tempe (Rhizopus oryzae), biakan murni jamur Aspergillus
sojae atau Aspergillus oryzae.
b. Manfaat
Kecap
Kecap
kedelai merupakan bahan makanan yang sering digunakan sehari-hari. Kecap
digunakan untuk berbagai macam masakan khas Indonesia, seperti sate dan semur.
Kecap mengandung protein yang cukup baik karena memiliki asam amino yang cukup
tinggi. Kecap juga mengandung zat gizi lain dalam jumlah yang lebih sedikit
dibandingkan protein , seperti lemak, karbohidrat,, vitamin, dan mineral.
Dibawah ini merupakan tabel komposisi zat
gizi kecap kedelai dalam 100 gram.
No
|
Zat gizi
|
Kecap
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
|
Energi
Air
Protein
Lemak
Karbohidrat
Serat
Abu
Kalsium
Besi
Vitamin
B1
Vitamin
B2
|
86 kalori
57,4 gram
5,5 gram
0,6 gram
15,1 gram
0,6 gram
21,4
gram
85
mg
4,4
mg
0,04
mg
0,17
mg
|
Sumber:
direktorat Gizi Dep. Kesehatan RI
Kecap juga dapat menambah cita rasa
pada suatu masakan karena kecap memiliki aroma yang sedap dan khas. Bahan-bahan
yang terdapat di kecap juga mudah dicerna oleh sistem pencernaan kita.
c. Bahan Baku Kecap
Bahan
baku utama pembuatan kecap adalah biji kedelai. Kedelai digunakan bahan dasar
dalam pembuatan kecap karena kedelai memiliki kandungan gizi cukup tinggi,
terutama protein den serat. Kacang kedelai juga merupakan sumber lemak, yang
mengandung asam lemak jenuh dan tak jenuh yang diperlukan dalam makanan. Kedelai
mengandung protein 35 % bahkan pada varitas unggul kadar proteinnya dapat
mencapai 40 - 43 %. Dibandingkan dengan beras, jagung, tepung singkong, kacang
hijau, daging, ikan segar, dan telur ayam.
Tabel
2. Komposisi Kedelai per 100 gram Bahan
KOMPONEN
|
KADAR
(%)
|
Protein
|
35-45
|
Lemak
|
18-32
|
Karbohidrat
|
12-30
|
Air
|
7
|
Ada dua jenis kedelai yang dapat dijadikan
bahan baku pembuatan kecap, yaitu kedelai hitam dan kedelai putih. Perbedaan
tersebut hanya terletak pada ukuran biji dan warna kulit, yaitu kedelai hitam
berukuran lebih kecil dibanding dengan kedelai putih. Namun, tidak ada
perbedaan komposisi gizi di antara kedua jenis tersebut.
Berdasarkan kandungan protein dan
lemak, kedelai terbagi dalam 2 jenis yaitu kedelai mengandung lemak
tinggi-protein rendah yang biasa dibuat bahan baku industri minyak kedelai dan
kedelai yang mengandung lemak rendah-protein tinggi yang cocok dibuat bahan
baku pembuatan kecap, tahu, susu kedelai dan kembang tahu.
Kedelai
mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi, hampir menyamai kadar protein
susu skim kering. Bila seseorang tidak boleh atau tidak dapat makan daging atau
sumber protein hewani lainnya, kebutuhan protein sebesar 55 gram per hari dapat
dipenuhi dengan makanan yang berasal dari 157,14 gram kedelai.
Tabel 3. Perbandingan Antara Kadar Protein Kedelai
Dengan Beberapa Bahan Makanan
Lain
BAHAN MAKANAN
|
PROTEIN
(% Berat)
|
Susu
skim kering
|
36,00
|
Kedelai
|
35,00
|
Kacang
hijau
|
22,00
|
Daging
|
19,00
|
Ikan
segar
|
17,00
|
Telur
ayam
|
13,00
|
Jagung
|
9,20
|
Beras
|
6,80
|
Tepung
singkong
|
1,10
|
Pada praktikum kali ini, kedelai yang digunakan adalah
jenis kedelai hitam. Hal ini
dikarenakan kedelai hitam dapat
menghasilkan kecap yang lebih gurih daripada kedelai kuning. Selain itu,
kedelai hitam dapat memberikan
warna hitam alami pada produknya. Kadar protein kedelai hitam lebih tinggi dan
bobot bijinya lebih besar.
d. Bahan Tambahan Dalam Pembuatan Kecap
Bahan tambahan yang dipergunakan
pada praktikum pembuatan kecap antara lain air, ragi atau starter kecap, garam,
gula, bumbu-bumbu dan bahan pengemas.
Air
merupakan bahan penolong yang digunakan dalam proses pencucian, perendaman
kedelai, pemasakan, pembuatan larutan garam, seta pencucian bahan pengemas dan
peralatan lain.
Ragi/starter
yang digunakan pada pembuatan kecap adalah Rhizopus
oryzae (jamur tempe). Ragi ini mengandung mikroorganisme dengan aktifitas
proteolitik dan amilolitik yang tinggi, mudah tumbuh serta mampu menghasilkan
rasa dan aroma kecap yang khas, serta harus bersifat fisiologis dan genetis,
toleran terhadap lingkungan selama fermentasi.
Konsentrasi
garam yang dipergunakan yaitu 18 – 20%, sedangkan untuk larutannya sendiri
cukup 110-120% dari volume bahan yang direndam.
Gula
ini digunakan untuk membuat rasa kecap manis dan dapat meningkatkan kekentalan
kecap dan memberi warna yang lebih menarik. Gula yang digunakan pada praktikum
pembuatan kecap yaitu gula merah.
Bumbu-bumbu
yang digunakan pada praktikum pembuatan kecap kali ini antara lain daun salam,
daun jeruk, sereh, dan laos. Selain itu, ditambahkan pokak yang merupakan
campuran dari jahe, cengkeh, kayu manis, gula aren,
dan lack. Bumbu-bumbu ini digunakan sebagai penambah cita rasa pada kecap.
Bahan pengemas yang digunakan yaitu botol atau
plastik. Botol atau plastik harus disterilkan terlebih dahulu.
e. Proses Fermentasi Kecap
Umumnya
kecap dibuat dari bahan baku kedelai, baik utuh ataupun sisa pengambilan minyak
(defatted soybean meal) dengan cara fermentasi oleh kapang, ragi dan
bakteri, atau cara hidrolisis (hidrolisisoleh asam), atau kombinasi cara
fermentasi dan cara hidrolisis. Dibandingkan dengan kecap yang dibuat secara
hidrolisis, kecap yang dibuat dengan cara fermentasi biasanya mempunyai flavor
dan aroma yang lebih baik dan enak. Hal
ini mungkin merupakan alasan mengapa jarang dijumpai pembuatan kecap secara
hidrolisis asam, meskipun prosesnya lebih cepat.
Kecap yang dibuat melalui proses
fermentasi memiliki nilai gizi lebih tinggi karena mikroba yang digunakan selam
proses fermentasi bersifat katabolik atau memecah komponen-komponen kompleks
menjadi zat yang lebih sederhana.
f. Proses
Produksi
Kegiatan produksi kecap mulai dari
bahan baku mentah sampai siap dijual melalui beberapa tahapan berikut ini.
1) Persiapan bahan
Mempersiapkan bahan yang akan dibuat
kecap mulai dari kedelai, garam, gula, starter, air dan rempah-rempah. Semua
bahan tersebut telah dipilih dan sesuai dengan syarat yang dikehendaki dan
diperlukan.
2) Pencucian
dan Perendaman
Kedelai yang telah dibersihkan,
dicuci lalu direndam dalam air selama 1 malam. Tujuan dari pencucian ini adalah untuk menghilangkan
kotoran-kotoran yang masih melekat atau tercampur dengan biji kedelai.
Kedelai harus
terendam seluruhnya untuk menekan (menghambat) pertumbuhan mikroorganisme,
khususnya bakteri pembentuk spora yang biasa terdapat dalam kedelai.
3) Perebusan
Setelah
dilakukan perendaman selanjutnya direbus dalam panci. Lama perebusan berkisar antara 1 – 2
jam. Tujuan dari perebusan ini untuk mendapatkan biji biji kedelai yang lunak dan kulitnya mudah dikupas.
Selain itu, untuk menginaktifkan senyawa yang dapat
menggangu kesehatan seperti antitripsin, saponin, glikosida, dan alkaloida,
untuk memudahkan pertumbuhan kapang, meningkatkan daya cerna (digestibility)
kedelai sehingga komponen-komponen kedelai menjadi lebih mudah diuraikan dan
dilarutkan selama proses fermentasi. Lamanya perebusan sangat berpengaruh
terhadap kedelai itu sendiri, apabila terlalu singkat dapat menyebabkan jamur
kurang bisa tumbuh sehingga penguraian dan pelarutan komponen kedelai tidak
optimum dan sebaliknya apabila terlalu lama dapat mengakibatkan terjadinya
pelarutan zat-zat gizi ke dalam air rebusan.
4) Penirisan
dan Pendinginan
Setelah proses perebusan, kemudian
kedelai ditiriskan dan didinginkan dengan cara diangin-anginkan diatas tampah,
maksud dari proses ini untuk menyesuaikan bahan pada suhu optimum sekitar 30°C
dan mengurangi kadar air agar mudah ditumbuhi kapang. Bila kedelai masih dalam
kondisi panas maka ragi yang ditebar di atasnya akan
mati sehingga tidak dapat tumbuh. Pemberian ragi harus sesuai jumlahnya dengan
banyaknya kedelai, agar tidak menimbulkan kegagalan jamur yang tumbuh.
5) Fermentasi
Proses fermentasi pada pembuatan
kecap ada 2 cara yaitu fermentasi I dilakukan dengan menebarkan ragi Rhizopus oryzae (jamur tempe). Pemberian ragi
harus sesuai jumlahnya dengan banyaknya kedelai, jangan terlalu banyak dan
terlalu sedikit agar tidak menimbulkan kegagalan jamur yang tumbuh. Proses fermentasi I menggunakan
waktu selama 3-5 hari. Jika sudah ditumbuhi jamur yang berwarna putih merata
pada kedelai maka proses fermentasi I berhasil.
Kemudian
dilakukan perendaman dalam larutan garam (fermentasi II) selama 3-4 minggu. Proses penggaraman (Fermentasi II) bertujuan supaya
pertumbuhan bakteri dan yeast dapat berlangsung dengan baik dan suhu fermentasi merata serta merombak keseluruhan kedelai menjadi kecap.
g. Hasil
Pemanenan Kecap
Hasil yang didapatkan pada tahap
pemanenan kecap diantaranya stater, bahan dasar, tekstur, rasa, dan warna. Stater
yang digunakan adalah ragi/starter yang digunakan pada pembuatan kecap adalah Rhizopus oryzae (jamur tempe). Ragi ini
mengandung mikroorganisme dengan aktifitas proteolitik dan amilolitik yang
tinggi, mudah tumbuh serta mampu menghasilkan rasa dan aroma kecap yang khas,
serta harus bersifat fisiologis dan genetis, toleran terhadap lingkungan selama
fermentasi.
Bahan
dasar yang digunakan adalah kedelai hitam karena karena kedelai memiliki
kandungan gizi cukup tinggi, terutama protein den serat. Selain itu, kedelai hitam dapat menghasilkan kecap yang
lebih gurih daripada kedelai kuning, memberikan warna
hitam alami pada produknya dan kadar protein kedelai hitam lebih tinggi.
Tekstur
kecap yang dihasilkan yaitu cair. Rasa yang dihasilkan adalah asin, sehingga
produk yang dihasilkan dinamakan “Kecap Asin”. Hal ini dikarenakan pada saat proses penggaraman
(Fermentasi II) terlalu banyak kadar garamnya.
Warna yang dihasilkan yaitu coklat kehitaman. Warna
kecap tidak begitu hitam, dikarenakan mungkin biji kedelai yang terlalu muda
atau kualitas bijinya kurang bagus.
h. Hasil
Produk Kecap
Produk kecap yang dihasilkan berupa kecap asin. Untuk
kecap asin penambahan gula hanya 2,5 ons pada tiap 1 liter hasil saringan.
Sedangkan untuk kecap manis, penambahan gula sebesar 2 kg pada tiap 1 liter
hasil saringan. Jadi, untuk kecap asin penambahan gula yang diberikan lebih
sedikit dibandingkan kecap manis. Catatan
: Pada hasil saringan kecap mentah setelah proses penggaraman rasanya
terasa sangat asin. Kemudian, ditambahkan gula sedikit demi sedikit rasa tetap
berasa asin. Hal ini mungkin
dikarenakan saat proses penggraman, kadar garam terlalu tinggi dan jumlahnya
terlalu banyak.
Dari produk yang kami jual, terdapat 2 pembeli.
Pembeli ke-1 mengatakan teksturnya kenyal dan padat, rasa yang dihasilkan asin,
warna hitam. Sedangkan pada pembeli ke-2 mengatakan tekstur kecapnya kental dan
padat, rasa yang dihasilkan asin, warna hitam kecoklatan.
Pembeli ke-1 merekomendasikan bahwa kecap yang
dihasilkan jangan terlalu asin, karena pada umumnya kecap yang digunakan
sebagai penyedap makanan adalah kecap manis, selain itu sebagian besar orang
juga menyukai kecap yang manis. Pembeli ke-2 merekomendasikan bahwa tekstur
kecap jangan terlalu kental sebab sulit untuk menuangkan kecap kedalam bahan
makanan.
i. Keuntungan
Produk
Untuk
penjualan produk terdapat 2 kemasan yaitu kemasan botol dan plastik kecil putih.
Untuk kemasan botol berjumlah 1 produk sedangkan untuk kemasan plastik
berjumlah 9 produk. Kemasan botol dijual dengan harga Rp. 3.500,00 sedangkan
untuk kemasan plastik dijual dengan harga Rp. 500,00. Hasil penjualan yaitu
sebesar Rp. 6.000,00 yaitu 1 poduk kemasan botol dan 5 produk kemasan plastik.
Untuk biaya pelabelan pada kemasan sebesar Rp. 2.000,00 sehingga keuntungan
besih yang kami dapatkan sebesar Rp. 4.000,00.
8. KESIMPULAN
1. Kecap
merupakan produk fermentasi kedelai dengan penambahan gula dan bumbu yang
digunakan sebagai bahan penyedap dan pemberi warna pada makanan.
2. Ragi
yang digunakan pada pembuatan kecap dapat berupa jamur tempe (Rhizopus oryzae).
3. Bahan baku utama pembuatan kecap
adalah biji kedelai hitam.
4. Bahan tambahan yang digunakan
diantaranya air, ragi atau starter kecap, garam, gula, bumbu-bumbu dan bahan
pengemas.
5. Proses produksi
kecap, dimulai dari tahap persiapan
bahan, pencucian dan perendaman, perebusan I, penirisan dan
pendinginan, fermentasi I dan II,
penyaringan I, perebusan II, penambahan gula dan bumbu, penyaringan II, dan
terakhir pengemasan.
6.
Hasil
produk berupa kecap asin dengan tekstur padat dan kental, rasa asin, dan warna
coklat kehitaman.
7.
Manfaat
kecap yaitu untuk menambah cita rasa pada suatu masakan karena
kecap memiliki aroma yang sedap dan khas.
DAFTAR
PUSTAKA
Ginting,
E., S.S. Antarlina dan S. Widowati. 2009. Varietas
Kedelai Unggul Untuk Bahan Baku Industri Pangan. Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Pertanian 28(3):79-87.
Hermana.
1985. Pengolahan Kedelai Menjadi Berbagai
Bahan Makanan. Bogor: Puslitbangtan.
Kompas.
2008. Produksi Kedelai Mesti Ditingkatkan. Kompas, 15 Januari 2008.
Silitonga,
C., dan Djanuwardi, B. 1996. Konsumsi
Tempe. Jakarta: Yayasan Tempe Indonesia.
Soedjarwo,
E. 1982. Kecap Kecipir. Jakarta: PT. Penebar Swadaya.
LAMPIRAN