Selasa, 21 Februari 2012

Aku Membenci Kalian


Aku membenci kalian
Kediamanku karena kebisuan kalian
Aku yang tampak egois
Namun ku rasa.. Kalianlah yang egois & saklet

Si A: sudah kupenuhi janjiku padamu
Si B: sudah ku beri tanda perpisahan diantara kita

Ketika engkau membuang  tanda itu..
Maka saat itulah kita benar-benar terpisah
Wahai sahabatku si A
Kebisuanmu laksana belati dihubungan persahabatan kita

Seorang  filsuf berkata bahwa
"Jika musuh ataupun kawan tercinta tak dapat menyakitimu. Maka milikmulah bumi ini dan semua didalamnya."

Dulu ku pikir, aku tak punya musuh
Dulu ku pikir, tak ada orang yang ku benci & tak ada orang yang membenciku
Namun ternyata itu hanya pikirku saja.

Kenyataanya di bumi pertiwi yang  asri ini
Diriku adalah target kebencian diantara temanku
& kini aku tahu, ada orang yang menaruh benci terhadapku.

Tak apa, tak apa jika mereka membenciku
Tak apa, jika mereka menganggapku musuh
Tak apa, yaa tak apa
Toh mereka tak mampu melukaiku (pikirku)

Ku dapatkan bunga dari seorang bocah kecil nan mungil
Ku dapatkan sejuk dari pepohonan rindang
Ku dapatkan kesegaran dari rintik hujan deras tanpa petir
Ku dapatkan kenyamanan dari sepoi angin yang mengalun

Apa yang kau irikan wahai sahabatku?
Engkau juga mampu mendapatkan bunga, kesejukan, kesegaran dan kenyamanan.
Apa yang kau risaukan wahai sahabatku?
Engkau juga mampu bermanja dengan alam

Buka hatimu, & berbaik hatilah pada alam, maka engkau akan  mendapatkan bunga alam
Duduklah dibawah pohon rindang, maka kesejukan akan menyertaimu.
Pudarkanlah gerutu, ketika hujan membasahi tubuhmu, maka engkau akan mendapatkan kesegaran rintik hujan.
Tenanglah, jangan mengeluh. Maka rasakanlah angin sepoi yang menghampiri & membuat nyaman jiwamu.

Engkau juga mampu mendapatkan apa yang ku peroleh.
Alam semesta terbuka sebagaimana semestinya.
Maka berbaik hatilah pada alam.

Kini mengapa… ?
Mengapa engkau risau jika ku duduk di bawah pohon?
Mengapa engkau menggerutu? Ketika hujan membasahi sepatumu
Mengpa engkau marah? Ketika angin terbangkan helaian rambutmu

Mengapa engkau muram dalam kebisuan?
Mengapa engkau meninggalkanku?
Mengapa engkau berpaling kepada musuhku?
Apa aku tak mampu membuatmu nyaman wahai sahabat?

Aku memang  tak pandai
Aku belum mampu mengerjakan tugas secara benar
Kehadiranku sering  tak tepat waktu
Diskripsiku banyak yang melenceng
Argumenku layak tak dapat dipercaya
Pemaparanku sering tak masuk akal (katamu)

Aku ini bodoh wahai kawan
Aku ini tak mampu untuk diandalkan
Jika ada tugas.. Engkau tak berminat belajar bersamaku.
Sekali lagi, kerena aku tak pandai, aku bodoh & ceroboh
Aku yang  tak disiplin dan pemikiranku yang  jauh dari rasional.

Jika karena itu engkau mendiamkanku dalam kebisuan
Jika karena itu engkau pergi dariku

Maka..
Aku tak akan mempertahankanmu untuk berada disampingku

& saat itulah..
saat  itulah aku merasa sakit
saat  itulah aku terluka
saat kawan terbaik pergi menjauh, & bersatu dengan musuhku, untuk mendiamkanku dalam keheningan.
Dalam sejenak bumi pertiwi tak lagi tampak asri.
Bumi pertiwi menjadi suram dan gelap.
& mata ini sulit melihat kebaikan kalian..

Kebencian dalam diri yang perlahan semakin menyiksa
Kebencian dalam jiwa yang mengamuk menjadi amuk
Tak ingin ku memeliharanya.

Munculah sifat cueku yang dulu sempat pudar
Aku tak lagi peduli rasa benci kalian terhadapku
Aku tak akan peduli sifat kalian terhadapku
Sengaja, ku lupakan keburukan kalian
Aku cuek..
Aku tak akan peduli lagi
Aku tak akan membenci kalian, karena aku tak ingin ada lara di hatiku
Aku akan memulai berteman kembali dengan kalian
 Aku tak peduli dengan karakter kalian yang mendiamkanku

Akan ku perbaiki sikapku wahai kawan
& jika esok.. Diriku sudah lebih baik
Maka engkau boleh kembali kepadaku
Aku akan menerima semua orang, untuk menjadi kawanku (termasuk musuh-musuhku).

Ket:
Ini adalah curhatku, ini kisah nyataku dalam hubungan persahabatanku. Kisah ini ku tulis di buku privasiku pada tanggal 11 Oktober 2011. Sengaja kisah ini ku publikasikan, karena ku yakin ada hikmah di balik kisah tersebut. Mari kita berbagi pengalaman hidup dan bersama-sama belajar dari pengalaman hidup kita.
Teruntuk saudara dan saudariku, dan kawan-kawanku semua yang suka menulis..
Silahkan menulis pengalaman hidup kalian, agar kita dapat berbagi kisah dan belajar dari pengalaman-pengalaman kita (untuk meresapi hikmahnya).
Terimakasih.., telah berkenan membacanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar