Aku membenci kalian
Kediamanku karena kebisuan kalian
Aku yang tampak egois
Namun ku rasa.. Kalianlah yang egois &
saklet
Si
A: sudah kupenuhi janjiku padamu
Si
B: sudah ku beri tanda perpisahan diantara kita
Ketika engkau membuang tanda itu..
Maka saat itulah kita benar-benar terpisah
Wahai sahabatku si A
Kebisuanmu laksana belati dihubungan
persahabatan kita
Seorang filsuf berkata bahwa
"Jika
musuh ataupun kawan tercinta tak dapat menyakitimu. Maka milikmulah bumi ini
dan semua didalamnya."
Dulu ku pikir, aku tak punya musuh
Dulu ku pikir, tak ada orang yang ku benci
& tak ada orang yang membenciku
Namun ternyata itu hanya pikirku saja.
Kenyataanya di bumi pertiwi yang asri ini
Diriku adalah target kebencian diantara
temanku
& kini aku tahu, ada orang yang menaruh
benci terhadapku.
Tak
apa, tak apa jika mereka membenciku
Tak
apa, jika mereka menganggapku musuh
Tak
apa, yaa tak apa
Toh
mereka tak mampu melukaiku (pikirku)
Ku dapatkan bunga dari seorang bocah kecil
nan mungil
Ku dapatkan sejuk dari pepohonan rindang
Ku dapatkan kesegaran dari rintik hujan
deras tanpa petir
Ku dapatkan kenyamanan dari sepoi angin
yang mengalun
Apa
yang kau irikan wahai sahabatku?
Engkau
juga mampu mendapatkan bunga, kesejukan, kesegaran dan kenyamanan.
Apa
yang kau risaukan wahai sahabatku?
Engkau
juga mampu bermanja dengan alam
Buka hatimu, & berbaik hatilah pada
alam, maka engkau akan mendapatkan bunga
alam
Duduklah dibawah pohon rindang, maka
kesejukan akan menyertaimu.
Pudarkanlah gerutu, ketika hujan membasahi
tubuhmu, maka engkau akan mendapatkan kesegaran rintik hujan.
Tenanglah, jangan mengeluh. Maka rasakanlah
angin sepoi yang menghampiri & membuat nyaman jiwamu.
Engkau
juga mampu mendapatkan apa yang ku peroleh.
Alam
semesta terbuka sebagaimana semestinya.
Maka
berbaik hatilah pada alam.
Kini mengapa… ?
Mengapa engkau risau jika ku duduk di bawah
pohon?
Mengapa engkau menggerutu? Ketika hujan
membasahi sepatumu
Mengpa engkau marah? Ketika angin
terbangkan helaian rambutmu
Mengapa
engkau muram dalam kebisuan?
Mengapa
engkau meninggalkanku?
Mengapa
engkau berpaling kepada musuhku?
Apa
aku tak mampu membuatmu nyaman wahai sahabat?
Aku memang
tak pandai
Aku belum mampu mengerjakan tugas secara
benar
Kehadiranku sering tak tepat waktu
Diskripsiku banyak yang melenceng
Argumenku layak tak dapat dipercaya
Pemaparanku sering tak masuk akal (katamu)
Aku ini bodoh wahai kawan
Aku ini tak mampu untuk diandalkan
Jika ada tugas.. Engkau tak berminat
belajar bersamaku.
Sekali lagi, kerena aku tak pandai, aku
bodoh & ceroboh
Aku yang
tak disiplin dan pemikiranku yang
jauh dari rasional.
Jika karena itu engkau mendiamkanku dalam
kebisuan
Jika karena itu engkau pergi dariku
Maka..
Aku tak akan mempertahankanmu untuk berada
disampingku
& saat itulah..
saat
itulah aku merasa sakit
saat
itulah aku terluka
saat kawan terbaik pergi menjauh, &
bersatu dengan musuhku, untuk mendiamkanku dalam keheningan.
Dalam sejenak bumi pertiwi tak lagi tampak
asri.
Bumi pertiwi menjadi suram dan gelap.
& mata ini sulit melihat kebaikan
kalian..
Kebencian dalam diri yang perlahan semakin
menyiksa
Kebencian dalam jiwa yang mengamuk menjadi
amuk
Tak ingin ku memeliharanya.
Munculah sifat cueku yang dulu sempat pudar
Aku tak lagi peduli rasa benci kalian
terhadapku
Aku tak akan peduli sifat kalian terhadapku
Sengaja, ku lupakan keburukan kalian
Aku cuek..
Aku tak akan peduli lagi
Aku tak akan membenci kalian, karena aku
tak ingin ada lara di hatiku
Aku akan memulai berteman kembali dengan
kalian
Aku
tak peduli dengan karakter kalian yang mendiamkanku
Akan ku perbaiki sikapku wahai kawan
& jika esok.. Diriku sudah lebih baik
Maka engkau boleh kembali kepadaku
Aku akan menerima semua orang, untuk
menjadi kawanku (termasuk musuh-musuhku).
Ket:
Ini adalah curhatku, ini kisah nyataku
dalam hubungan persahabatanku. Kisah ini ku tulis di buku privasiku pada
tanggal 11 Oktober 2011. Sengaja kisah ini ku publikasikan, karena ku yakin ada
hikmah di balik kisah tersebut. Mari kita berbagi pengalaman hidup dan
bersama-sama belajar dari pengalaman hidup kita.
Teruntuk saudara dan saudariku, dan
kawan-kawanku semua yang suka menulis..
Silahkan menulis pengalaman hidup kalian,
agar kita dapat berbagi kisah dan belajar dari pengalaman-pengalaman kita
(untuk meresapi hikmahnya).
Terimakasih.., telah berkenan membacanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar